Mataram - Dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) Universitas Negeri Mataram (UNRAM) Muazar Habibi disinyalir gemar menyebarkan ujaran kebencian di media sosial. Akibat perbuatannya itu, dia dilaporkan ke Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Pelaporan ini diakui Aktifis JAringan Milenial Anti Hoax (JAMAH) Pahrur Roji Al Lumbuky. Dia mengaku telah melaporkan akun facebook atas nama Muazar Habibi BKN karena disinyalir sering menyebarkan konten-konten bernada kebencian.
“Saya sudah melaporkannya, ini langsung via email” Kata Pahrur sambil menunjukkan email yang ia kirim ke Humas@bkn.go.id
Pahrur mengaku sudah lama mengamati postingan-postingan Muazar Habibi. Yang membuatnya miris, konten-konten postingan dosen yang juga mengelola sebuah lembaga pendidikan bernama Pesantren Lenterahati Islamic Boarding itu samasekali tak mencerminkan seorang Pendidik dan anggota Civitas Akademika sebuah Universitas paling besar di NTB.
“Tidak akademis, ini seperti postingan orang-orang yang tak pernah belajar di bangku kuliah” Ungkapnya
Pahrur mengaku baru terinspirasi melaporkan akun Muazar Habibi setelah beberapa hari lalu ia menerima e-flayer edaran Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang meminta masyarakat melaporkan akun-akun PNS yang suka menyebarkan hoak dan ujaran kebencian.
“Ini kesempatan yang baik untuk melaporkan akun-akun seperti itu, karena kalo dibiarkan akan semakin menjadi-jadi,” imbuhnya.
Pahrur sempat mengajak tagarnews menelusuri postingan-postingan Akun Muazar Habibie di Facebook yang dilaporkannya sebagai ujaran kebencian. Pahrur juga menunjukkan beberapa postingan Muazar yang memang menggunakan narasi-narasi yang menurutnya kurang etis.
Misalnya, pada 10 Oktober 2019 pukul 17.47 membuat postingan yang ia duga untuk mengomentari berita tertusuknya Menko Polhukam Wiranto “Hebat benar ya, ditusuk ngak ada darahnya tetapi di infus dan di kasih oksigen! Benar-benar sakti mandraguna,” katanya.
Berikutnya, masih ditanggal yang sama pukul 19.24 lagi-lagi Muazar membuat postingan: “Yang sedang dapat perawatan tusukan ngamar ngak di RS? Biaya BPJS. Segera sehat ya agar ngak jadi beban negara.”
Belum cukup Muazzar kembali menulis dilengkapi dengan video penangkapan penusuk Wiranto dan membuat caption
“Untung dia terpapar ISIS, jadi adem ngak pakai tentangan, ngak pakai pentungan bahkan ngak ada cacian. Jikalau demonstran atau alumni 212 mungkin uda jadi bubur ya.”
Pahrur menambahkan, sepertinya Muazar terus mengamati perkembangan berita-berita terkait tertusuknya Menko Polhukam sehingga status-statusnya terus negatif mengomentarinya.
Ia menunjukkan lagi satu postingan ditanggal 10 Oktober 2019 pada jam 21.39, disitu tertulis “Setelah ditusuk, siapkan api dg bahan dari arang, kemudian buat sambal kecap+kacang. Lalu hidangkan. Ingat kalau idhul adha.”
Tak hanya soal Tertusuknya Wiranto, Pahrur juga menunjukkan postingan-postingan Muazar soal dipecatnya seorang anggota TNI karena Isterinya menyebar Hoax juga postingan yang diduga soal dukungan pada cover Tempo yang membuat Gambar bayangan Pinkokio.
“Kalau dulu sering dengar cerita pinokio anak pembohong dari patung kayu, zaman now pinokio pembohong mantan tukang kayu,” demikian Muazzar menulis di statusnya Tanggal 16 september 2019 pukul 22.53.
Yang membuat Pahrur tersinggung sehingga melaporkannya juga adalah postingan Muazar tentang Film The Santri pada 16 September 20019 Pukul 11.06. disitu Muazar menulis :
“Hati-hati Film THE SANTRI! Film yang tak patut di tonton oleh santri dan semua Muslim yang mencintai pesantren. Kisah yang menyesatkan yang di garap oleh sutradara Livi Zheng seorang non muslim yang hanya cari nafkah dengan menjual film bernafasakan Islam tetapi jauh dari peradapan Islam!"
"Kita tidak bisa menolak karya seni sesorang, tetapi kita bisa memboikot dengan tidak menontonnya serta menyerukan memboikot film the santri yang tidak mencerminkan kehidupan keIslaman dan ketawadhuan seorang santri!.
Postingannya tersebut kata Pahrur secara jelas telah menuduh film The Santri mengandung kisah menyesatkan, padahal Film The Santri sendiri belum di rilis dan belum bisa disimpulkan apakah isinya menyesatkan atau tidak.
“Sepertinya dia nonton Thrillernya, terus disana kan ada santri yang masuk gereja, mungkin itu yang dianggapnya sesat. Pasti dia itu tak pernah ngaji” Tegas Pahrur.
Bahkan, sebagai bukti postingan tersebut mengandung ujaran kebencian, dengan sengaja Muazar mencantumkan Video Ketua Tandfidziyah PBNU KH, Said Agil Sirodj.
“Kiai Said itu sangat kami hormati, dan ini membuat sebagian keluarga Nahdlatul Ulama tersinggung. Kalau sudah membuat orang tersinggung apakah bukan dinamakan Ujaran kebencian? makanya saya dan teman-teman yang lain juga ikut melaporkan” tandasnya.
Pahrur mengatakan, tidak hanya dirinya sebenarnya yang melaporkan Muazar, tapu beberapa kawannya dengan maksud agar laporan yang banyak itu segera bisa ditindaklanjuti pihak BKN di Jakarta.
Karena itu, Pahrur berharap BKN Pusat segera menindaklanjuti laporannya beserta teman-temannya ini dan segera memproses Muazar Habibi dengan statusnya sebagai PNS. Ia menyatakan kasian dengan Muazar Habibi dan kasian juga dengan mahasiswa-mahasiswa yang diajarkannya.
“Saya tak berharap dia dipecat, tapi supaya jadi pelajaran saja. Dia ini Dosen, kalo fikiran dosennya saja begitu, bagaimana dia mengajar Mahasiswanya, Kasian kan?” kata Pahrur.
Berikut ini bukti-bukti status Facebook Muazar yang dinilai provokatif dan bernada kebencian.
Hingga berita ini ditulis belum ada konfirmasi lebih lanjut dari pihak-pihak terkait.
Post a Comment