Nasional – Beberapa bulan ke depan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan memiliki ketua umum baru, mengingat lembaga yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia itu akan menyelenggarakan Munas pada November 2020.
Lantas siapakah tokoh umat Islam yang layak memimpin MUI? Menurut pandangan dari beberapa tokoh umat Islam di Indonesia, salah satu tokoh yang layak dan mumpuni memimpin MUI adalah KH Miftachul Akhyar.
Menurut keterangan yang disampaikan oleh Ketua STAI Denpasar, Jumari, M.Pd , KH Miftachul Akhyar adalah sosok yang tepat memimpin MUI karena telah memiliki beberapa kriteria yaitu, merupakan tokoh ulama yang sangat disegani, memiliki keahlian yang tinggi di bidang fiqih, mudah bergaul dengan semua kalangan, dan peka terhadap problematikan keumatan.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyir (LTN NU) Kota Denpasar, Syahrial Ardiansyah. Menurutnya, rekam jejak KH Miftachul Akhyar yang saat ini merupakan Rais Aam PBNU adalah sosok yang mampu menjaga kondusifitas dinamika masyarakat agar tidak sampai keliru memahami fatwa dan memanfaatkannya hanya untuk golongan tertentu saja
Selain memiliki kriteria dan keahlian tersebut, nama KH Miftachul Akhyar juga sangat disegani oleh para kiai senior Nahdlatul Ulama (NU). Mereka mengusulkan KH Miftachul Akhyar sebagai pengganti KH Ma’ruf Amin.
Siapakah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar?
KH Miftachul Akhyar tentu saja bukan nama baru di kalangan NU. Terutama Nahdliyin dan kalangan pesantren Jawa Timur. Ia lahir dari tradisi dan melakukan pengabdian di NU sejak usia muda. Tak heran kemudian hari ini mengemban puncak kepemimpinan NU, sebagai Penjabat Rais Aam
Kiai Miftah adalah Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya. Ia adalah putra Pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah KH Abdul Ghoni. Ia lahir tahun 1953, anak kesembilan dari 13 bersaudara. Di NU ia pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018 dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020 yang selanjutnya didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020, di Gedung PBNU
Menurut catatan PW LTNNU Jatim Ahmad Karomi, genealogi keilmuan KH Miftachul Akhyar tidak diragukan lagi. Ia tercatat pernah nyantri di Pondok Pesantren Tambak Beras, Pondok Pesantren Sidogiri (Jawa Timur), Pondok Pesantren Lasem Jawa Tengah, dan mengikuti Majelis Ta’lim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia. Masih menurut Karomi, penguasaan ilmu agama KH Miftachul Akhyar ini membuat kagum Syekh Masduki Lasem sehingga ia diambil menantu oleh oleh kiai yang terhitung sebagai mutakharrijin (alumnus) istimewa di Pondok Pesantren Tremas.
Sumber: https://wali-news.com/berita/ini-alasan-kh-miftachul-akhyar-layak-pimpin-mui/
Post a Comment