KEBRUTALAN Kelompok Kriminal
Bersenjata (KKB) Papua kepada masyarakat belakangan ini sudah benar-benar tidak
bisa ditoleransi. Karena itu, keputusan pemerintah yang melabeli sebagai
teroris dianggap sudah benar. Hal itu diungkapkan Koordinator Aliansi Mahasiswa
dan Milenial Indonesia (AMMI), Nurkhasanah. "KKB Papua semakin layak
dilabeli teroris, mereka makin gencar melakukan gangguan keamanan terhadap
masyarakat. KKB Papua menembak warga sipil dan mengintimidasi agar mau membantu
mereka, khususnya berupa bahan makanan," ujar Nurkhasanah dalam
keterangannya, Jumat (4/6). Baca juga: Kelompok Teroris Parengen Serang Polsek
Ilaga Menurut Nurkhasanah, intimidasi yang dilakukan KKB Papua menyebabkan
trauma yang mendalam bagi warga setempat. Karena gangguan itu membuat warga
tidak aman terutama bagi anak-anak. "Intimidasi itu telah menyebabkan
warga trauma. Bahkan yang bikin miris, rasa takut menyasar pada anak-anak.
Mereka selalu ketakutan akan kemunculan dan gangguan KKB Papua," ucapnya.
Nurkhasanah juga menyoroti KKB Papua yang kembali berulah menembak seorang
tukang bangunan di Ilaga. Hal itu menurutnya telah menunjukkan bahwa pergerakan
KKB Papua semakin merusak tatanan kehidupan di Papua. "Mereka tidak segan
menembak warga sipil dan merusak kedamaian daerah Papua. Kami mengutuk keras
perbuatan KKB Papua dan mendorong keamanan tercipta di tanah Papua
tercinta," tuturnya. Diberitakan sebelumnya, seorang tukang bangunan
menjadi korban penembakan KKB di Ilaga, Papua. Peristiwa penembakan itu terjadi
pada Kamis (3/6). Peristiwa itu bermula saat korban, Habel Halenti (30),
bersama rekannya, MA, berangkat dari kamp karyawan di kompleks Pancuran, Kampung
Kibogolome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, ke arah Kampung Eronggobak,
Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, dengan menggunakan mobil dinas milik Pemda
Puncak pada pukul 12.30 WIT. Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia
mengungkapkan, berdasarkan keterangan MA, keduanya ditodong senjata api oleh
KKB yang berjumlah 2 orang saat hendak pulang kembali ke Kampung Kibogolome,
pada pukul 13.00 WIT. Keduanya ditodong dengan 1 pucuk laras pendek dan 1 pucuk
laras panjang. Nyoman mengatakan korban disebut sempat berteriak 'ampun
komandan'. Namun, korban justru langsung ditembak oleh salah satu anggota KKB
yang menodongkan senpi tersebut sebanyak 1 kali. Akibat penembakan itu, korban
mengalami luka tembak pada bagian leher kanan dan terkena rekoset pada bahu
kiri hingga akhirnya meninggal dunia. Rekan korban yang ketakutan pun langsung
melompat ke dalam mobil tancap gas pergi meninggalkan lokasi. Mobil yang
ditumpangi MA itu sempat ditembaki pelaku. Namun, kata Nyoman, peluru hanya
mengenai pintu mobil dan tidak mengenai penumpang di dalam mobil. MA pun
kemudian menuju Polsek Ilaga dan melaporkan kejadian itu. Setelah menerima
laporan, aparat gabungan TNI dan Polri yang dipimpin Kapolres Puncak langsung
menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) pada pukul 14.00 WIT. Saat tiba di TKP,
rombongan personel TNI-Polri langsung diberondong kelompok KKB. Kontak tembak
pun terjadi sekitar 15 menit. Hingga akhirnya gabungan personel TNI/Polri
berhasil mengevakuasi korban ke Puskesmas Ilaga.
Post a Comment