Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.
“Kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air.
Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya
hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” kata
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian
PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I tengah membangun
Bendungan Beringin Sila di Desa Tengah, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Nusa
Tenggara Barat. Bendungan Beringin Sila merupakan salah satu dari enam
bendungan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun di NTB.
Di samping Bendungan Beringin Sila, lima bendungan
lainnya yakni Bendungan Tanju, Bendungan Mila, Bendungan Meninting, Bendungan
Bintang Bano, dan Bendungan Tiu Suntuk. Pembangunan Bendungan Beringin Sila
bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan irigasi dan air baku
khususnya di wilayah Kecamatan Utan dan Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa.
"Pembangunan Bendungan Beringin Sila dilakukan
sejak Januari 2019 dengan biaya sebesar Rp1.721 miliar. Saat ini progres fisik
pembangunannya mencapai 82,20% dan ditargetkan rampung pada Desember
2022," kata Kepala BWS Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi.
dalam
dua paket dimana Paket I dilaksanakan oleh PT Abipraya - Mina (KSO), sedangkan
Paket II oleh PT Nindya – Lestari (KSO) dan supervisi dilaksanakan oleh PT
Indra Karya – Bina – Tuah (KSO).
Konstruksi
Bendungan Beringin Sila didesain dengan tinggi 70,5 m, panjang 787,58 m, dan
lebar puncak 12 m. Dengan total kapasitas tampungan 27,46 juta m3 dan luas
genangan 126 Ha, bendungan ini nantinya akan mampu mengairi lahan seluas 3.500
Ha dan menghasilkan air baku sebesar 76 liter/detik untuk mendukung pertanian
di Kabupaten Sumbawa.
Selain itu,
kehadiran bendungan ini juga memberikan manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTM) sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 90,37 m3/detik,
perikanan tangkap, dan tempat konservasi.
Post a Comment