Pemerintah terus mendistribusikan bantuan pangan guna untuk menstabilkan harga beras. Pasokan dan ketersediaan bahan pokok, khususnya beras di seluruh Indonesia menjadi perhatian khusus Pemerintah saat ini. Kenaikan harga beras diakibatkan naiknya harga gabah, karena lonjakan harga pupuk dan bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, dampak dari perubahan iklim juga mempengaruhi karena mengakibatkan kekeringan hingga gagal panen. Sehingga pasokan beras di pasaran menjadi berkurang.
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas), mengatakan persediaan beras di Gudang Bulog per 21 September 2023 sebanyak 1,4 juta ton dan akan masuk 400 ribu ton dari impor. Sedangkan data neraca Badan Pangan Nasional memperkirakan stok beras mencapai 7,69 juta ton sampai akhir 2023.
Zulhas juga meminta pemerintah daerah untuk terus melakukan operasi pasar guna menjaga stabilitas harga beras dipasaran. Serta seluruh permintaan beras yang diperlukan tetap dilayani, agar harga beras tetap stabil. Pemerintah secara terus menerus konsisten melakukan operasi pasar dan pasar murah, serta mempercepat penyaluran bantuan beras 10 kilogram untuk menjaga stabilitas harga beras.
Dalam menjaga stabilitas harga beras, pemerintah melalui Perum Bulog menyalurkan beras ke pasar-pasar. Harga jual beras premium disesuaikan dengan pasar. Sedangkan harga beras untuk masyarakat tidak mampu dapat membeli melalui program-program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
Masyarakat diminta untuk tidak khawatir dengan ketersediaan beras. Stok beras di Gudang Bulog hingga saat ini masih sangat cukup. Selain itu, masyarakat diminta agar tidak khawatir, karena pemerintah melakukan beberapa langkah untuk menstabilkan harga beras.
Setelah melakukan langkah-langkah cepat dalam menangani kenaikan harga beras, beberapa daerah di Indonesia telah menunjukkan hal yang positif. Di Pekanbaru, Riau harga kebutuhan pokok cenderung stabil termasuk beras. Selain itu pasokan bahan pokok juga cukup tidak ada kendala, sehingga masyarakat dapat berbelanja dengan tenang. Sedangkan di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, harga kebutuhan pokok telah stabil dan pasokan tersedia.
Selain itu, harga beras di Jawa Barat mulai kembali stabil berkat upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat. Selain berkat Gelar Pangan Murah (GPM), stabilnya harga besar juga tak lepas dari bantuan pangan yang digulirkan. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, mengatakan sejak bantuan pangan dilakukan, harga beras berangsur-angsur dapat dikendalikan.
Saat ini, Pemprov Jabar mencatat dampak Bantuan Cadangan Pangan (BCP) di Jabar dari Bapanas yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Bogor awal September lalu, sudah terlihat meski penyaluran baru sebesar 54 persen untuk 4,149,374 keluarga penerima manfaat. Penyaluran BCP untuk sejumlah daerah tengah dikebut oleh Pemprov Jabar, Bulog dan PT Pos Indonesia agar tuntas sebelum 30 September mendatang.
Selain itu, Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga terus berupaya untuk menjaga ketahanan pangan melalui Bulog. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Bulog mendapat penugasan untuk menjaga pasokan beras agar harga data beli masyarakat tetap stabil. Dalam penugasan pemerintah, untuk menjaga stabilitas harga beras, Bulog dan ID Food bekerjasama dengan Bapanas. Dalam hal ini ada beberapa strategi untuk menjaga stabilitas harga beras tersebut. Saat panen dan terjadi suplai yang berlebih, Bulog akan membeli untuk memenuhi pasokan beras saat harganya cenderung murah. Sehingga, pada saat permintaan tinggi, Bulog tetap menjual beras dengan harga yang stabil. Sehingga masyarakat dapat membeli beras Bulog dengan harga yang normal.
Dengan adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah tersebut, harga komoditas beras di sejumlah pasar tradisional dan toko pengecer di berbagai daerah saat ini berangsur turun, seiring dengan digelarnya operasi pasar beras murah oleh Bulog setempat dalam kurun beberapa pekan terakhir.
Harga beras diberbagai daerah pada September ini terpantau stabil dengan harga Rp10.900 per kilogram, dengan harga eceran tertinggi, yakni sebesar Rp13 ribu per kilogram. Sementara rata-rata harga beras di kisaran Rp11.455 per kilogram.
Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) memastikan ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di semua market, baik pasar tradisional, pasar modern hingga Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Pasca operasi pasar beras di PIBC harga beras medium mulai turun secara bertahap. Di mana per 22 September 2023 harga beras medium di sana ialah Rp 11.861 per kg.
Upaya intervensi harga beras utamanya medium dilakukan dengan percepatan penyaluran bantuan pangan. Realisasi penyaluran bantuan pangan di Jakarta saat ini sudah 100% untuk periode September 2023. Sedangkan untuk realisasi bantuan pangan beras secara nasional sudah mencapai 59,89%. Sehingga dengan adanya upaya tersebut harga beras akan semakin terjangkau, dan masyarakat dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan layak.
Post a Comment