Badan
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menilai
milenial dan Gen Z berperan penting untuk memutus mata rantai politik uang
(money politics) di Pilkada NTB 2024. Mata rantai politik uang harus diputus
untuk mewujudkan demokrasi yang semakin baik ke depan.
"Mahasiswa
harus berani melakukan perlawanan, berani menolak ketika ada praktik money
politics. Jadi, generasi muda ini jangan ikut terlibat dalam money politics.
Kita ingin mengubah pola pikir yang seperti ini, mahasiswa harus memutus mata
rantai money politics," kata Ketua Bawaslu NTB Itratip pada Diskusi Publik
"Partisipasi Pemuda Mewujudkan Pesta Demokrasi Damai dan Mencegah
Politisisasi SARA di Pilkada NTB 2024" di Kantor Gubernur NTB, Rabu
(22/5/2024).
1. Modus
politik uang berubah
Itratip
mengatakan modus praktik politik uang terus berubah. Jika sebelumnya, praktik
politik uang secara tunai atau cash tetapi sekarang berubah dalam bentuk uang
digital atau transfer. Namun, untuk membuktikan praktik politik uang ini masih
sulit.
Jika
mengacu pada angka, tidak ada laporan yang masuk ke Bawaslu NTB terkait praktik
politik uang pada Pemilu 2024. Tetapi informasi yang beredar, politik uang
cukup masif dan membutuhkan pembuktian lebih lanjut.
Untuk
itu, ia berharap pemuda atau mahasiswa di NTB terlibat aktif dalam setiap
proses Pilkada di NTB, terutama terlibat aktif melakukan pengawasan melalui
media sosial. Selain melakukan pengawasan di media sosial, pemuda juga ikut
membantu Bawaslu dalam memutus praktik politik uang.
Selain
itu, mahasiswa atau Gen Z juga berperan penting menghentikan hoaks di Pilkada.
Jika tidak yakin dengan informasi yang beredar di media sosial, jangan dishare
atau dibagikan.
"Cukup
hentikan hoaks di jari telunjuk kita. Money politics dan hoaks ini penting
disadari oleh mahasiswa. Sehingga masa depan kita lebih baik," ujarnya.
2. Pemilih
di NTB didominasi Milenial dan Gen Z
Berdasarkan
data KPU NTB, jumlah pemilih Milenial dan Gen Z di NTB pada Pemilu 2024
mencapai 58,62 persen. Dengan rincian, pemilih Milenial sebanyak 1.396.841
orang atau 35,61 persen. Sedangkan pemilih Gen Z sebanyak 899.840 orang atau
22,97 persen.
Jumlah
Daftar Pemilih Tetap (DPT) di NTB sebanyak 3.918.291 orang. Dari sisi
geografis, pemilih terbanyak berada di Kabupaten Lombok Timur mencapai 985.385
orang.
Disusul
Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 772.406 pemilih, dan Lombok Barat 517.819
pemilih.
Selanjutnya,
Bima 376.525 pemilih, Sumbawa 367.987 pemilih dan Kota Mataram 315.549 pemilih.
Sedangkan
4 kabupaten lainnya, dengan rincian Dompu 184.460 pemilih, Lombok Utara 183.391
pemilih, Kota Bima 112.347 pemilih dan Sumbawa Barat 102.442 pemilih.
Komisioner
KPU NTB Agus Hilman mengatakan, peran pemuda mencegah politisasi SARA di
Pilkada mendatang sangat penting terutama melalui media sosial.
"Kita
belajar dari sejarah, peran pemuda dalam berbagai perubahan sistem demokrasi,
sehingga untuk mencegah politisasi SARA melalui sosial media bisa
diterapkan," kata Hilman.
3. Pilkada
harus berlangsung riang gembira
Sementara,
Pelaksana Harian Asisten I Setda NTB Lalu Hamdi mengatakan Pilkada serentak
2024 harus berlangsung dengan riang gembira. Pelaksanaan pesta demokrasi lima
tahunan yang akan dilaksanakan 27 November mendatang merupakan ajang memilih
pemimpin sesuai harapan rakyat untuk mengawal pembangunan di NTB lima tahun ke
depan.
"Pemuda
harus memberikan kontribusi di dalam penyelenggaraan Pilkada ini. Setidaknya
ikut berpartisipasi di dalam pemilihan pemimpin lima tahun ke depan," kata
Hamdi.
Kesuksesan
Pilkada serentak 2024 bukan hanya menjadi tugas KPU dan Bawaslu. Tetapi
menurutnya, menjadi tugas semua pihak termasuk media massa dan pemuda. Apalagi,
pemilih yang didominasi Milenial dan Gen Z, punya kontribusi dalam mewujudkan
Pilkada yang damai.
"Saya
optimis, pelaksanaan pilkada 2024 akan sukses, berlangsung jujur dan adil serta
langsung umum, bebas rahasia. Kita bisa memberikan kontribusi atas hal
itu," ujar Hamdi.
Post a Comment