Masyarakat Provinsi Bali diajak terus merajut harmoni dan memelihara situasi damai serta kondusif pasca penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 14 Februari 2024 lalu.
"Situasi damai itu harus terus kita pelihara hingga tahapan pemilu selesai. Tentu ada perbedaan pendapat ketika kita mengikuti pemilu, pilihan kita boleh berbeda, tapi yang terpenting bersaudara harus selamanya," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo, Usman Kansong, dalam keterangannya terkait acara Literasi Demokrasi dan Pemilu Damai 2024 bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dengan tema "Bersama Merajut Harmoni, Bersatu Membangun Negeri" di Denpasar, Bali, pada Rabu (27/3/2024).
Dirjen IKP Usman mengatakan, upaya menjaga suasana tetap damai harus dilakukan, mengingat pada pelaksanaan Pemilu 2024 lalu, sedikit banyak terjadi gesekan karena perbedaan pilihan atau pendapat.
Namun secara keseluruhan rangkaian atau tahapan Pemilu 2024 dinilai dapat terlaksana dan berlangsung dengan aman dan damai.
Hal itu membuktikan demokrasi bukan hanya sebuah sistem, melainkan juga perjalanan untuk mencapai kemanusiaan dan keharmonisan dalam keberagaman.
"Di Bali, di mana harmoni dan toleransi berakar kuat dalam kehidupan sehari-hari, kita belajar bahwa demokrasi bukan hanya tentang suara mayoritas, tetapi juga tentang menghormati hak-hak minoritas," tuturnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Denpasar, I Nyoman Budiana yang hadir sebagai narasumber Literasi Demokrasi dan Pemilu Damai 2024, mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang plural dengan masyarakat majemuk.
Perbedaan itu diharapkan menjadikan bagian dari upaya meningkatkan persatuan bangsa.
"Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk, kita beragam di sini. Kita sesungguhnya bersaudara sehingga mari kita bangun semangat kekeluargaan. Pluralisme dalam satu bangsa menghilangkan disintegrasi bangsa. Ini yang harus kita kedepankan. Bangsa yang gandrung dengan harmoni akan damai dan sejahtera," kata Nyoman.
Pemimpin Redaksi Denpost & Bisnis Bali, I Gde Suyadnyana, menambahkan, dalam pesta demokrasi masyarakat harus tetap menjaga harmonisasi sehingga pemilu ini benar-benar kredibel dan menghasilkan pemimpin kredibel.
Berdasarkan pengamatannya, di Bali pemilu berlangsung aman dan damai. Masyarakat juga sangat antusias mengikuti pesta demokrasi lima tahunan ini.
"Masyarakat sejak pagi sudah antusias menyalurkan hak suaranya. Pemilu kali ini berjalan lancar, tidak ada perselisihan yang tajam sehingga semua bisa diselesaikan," imbuh Gde.
Sedangkan Akademisi FISIP Universitas Udayana, Ni Nyoman Clara Listya Dewi, mengungkapkan, data Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan lembaga lain menunjukkan 55 persen pemilih dalam pemilu 2024 didominasi generasi muda.. milenial dan gen Z.
Tingginya persentase pemilih pemula ini menunjukkan Bangsa Indonesia sedang bergantung pada kehidupan dan cara berpikir anak muda, termasuk pada politik dan pembangunan.
"Anak muda jangan hanya dijadikan sebagai objek, tapi jadikan juga sebagai subjek," kata Ni Nyoman.
Dia juga mengatakan, ada empat aspek harus dilakukan pascapemilu, yakni menjaga proses demokrastisasi dengan tetap memberi masukan saran dan kritik kepada pemerintah, harus terus mengawasi prosesnya, melaporkan tindakan yang menyalahi aturan, dan terlibat aktif dalam organisasi kemasyarakatan.
“Tetap jaga perdamaian dan sebagai masyarakat atau warga Negara juga harus aktif turut serta bersama-sama membangun bangsa dan Negara” tandas Akademisi FISIP Universitas Udayana.
Post a Comment