Ratusan Aparatur Sipil Negara
(ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB)
mengikuti sosialisasi penanganan pelanggaran netralitas ASN pada Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat atau Pilgub NTB 2024
yang diinisiasi oleh Bawaslu NTB, Senin 2 September 2024.
Koordinator Divisi Pencegahan,
Partisipasi dan Hubungan Masyarrakat Bawaslu NTB, Hasan Basri mengatakan,
sosialisasi ini sebagai upaya Bawaslu NTB meminimalisir pelanggaran netralitas
ASN pada pemilihan tahun 2024.
"Kerja Bawaslu dalam
mensukseskan pemilu tidak sebatas penanganan pelanggaran, melainkan
memaksimalkan langkah-langkah pencegahan, termasuk terhadap pelanggaran
netralitas ASN," ujarnya.
"Pemilu kemarin Provinsi
NTB masuk 5 besar dalam kerawanan netralitas ASN. Salah satu sebab tingginya
kasus tersebut akibat nepotisme masih marak terjadi disekitar kita, sehingga
sedikit sebab kurangnya netralitas di NTB," kata Hasan.
Koordinator Divisi Penanganan
Pelanggaran, Data dan Informasi Bawaslu NTB, Umar Achmad Seth mengingatkan ASN
harus memegang teguh kode etik dan undang-undang ASN sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas.
"ASN tidak boleh
terpengaruh dan terlibat dalam politik praktis, karena akan ada konsekuensi
apabila ASN tidak netral," tegasnya.
Menurut Umar, sejatinya ASN
nantinya memberikan contoh kepada masyarakat dalam berperilaku profesional, dan
bebas intervensi dalam menentukan pilihannya dalam Pemilu atau Pilkada.
"Kami harap ASN bisa
menjadi contoh menjaga netralitas di tengah-tengah masyarakat," tuturnya.
Plh Inspektorat NTB Wirawan
MENYEBUTKAN pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur sudah di depan mata.
Partisipasi ASN dalam mensukseskan pemilu ini sangatlah penting.
"ASN memiliki peran yang
strategis untuk mewujudkan pemilihan berintegritas dan harus menjaga jarak
dengan politik praktis serta mematuhi kode etik ASN," katanya.
Ia meminta ASN harus berhati-
hati menempatkan posisi yang aman, karena kalau maju dia kena kalau mundur dia
juga kena.
"Artinya, ASN harus mengedepankan Netralitas, dan siapapun yang dipilih harus mencerminkan integritas dan kredibilitas sebagai ASN. Sehingga, ASN di NTB menjadi wajah yang profesional sebagai ASN yang menjunjung tinggi netralitas," kata Wirawan menambahkan.
Post a Comment