Jakarta, - Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi menduga ada kelompok yang menunggangi rencana demo mahasiswa terkait penolakan penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden pada Senin, 11 April.
Pasalnya, muncul narasi turunkan Presiden Joko Widodo di media sosial dengan tagar #TurunkanJokowi dan #GoodbyeJokowi menjelang demo tersebut.
Fahmi menyebut tagar tersebut seolah olah dikeluarkan oleh mahasiswa. Namun, berdasarkan analisisnya, tagar tersebut dibuat oleh kelompok lain yang mencoba memanfaatkan momen.
"Diduga tuntutan di atas adalah dari 'penunggang demo mahasiswa'.," imbuhnya.
Berdasarkan analisisnya, setidaknya terdapat 24,7 ribu percakapan di Twitter yang mengandung kedua keyword tersebut.
Narasi turunkan Jokowi dimulai pada 4 April dengan tagar #turunkanjokowi. Lalu naik pesat hingga 12.000 mention pada 7 April dengan hastag #GoodByeJokowi. Tren kemudian menurun. Namun, masih digunakan sampai ribuan per hari.
Ia berkata, narasi itu juga disebarkan melalui gambar dan meme. Gambar yang paling banyak dishare adalah sebuah poster ajakan Turunkan Jokowi, yang mencatut nama BEM SI, diposting oleh @Android_AK_47.
"Meski postingan sudah dihapus, namun datanya masih bisa diambil Drone Emprit," ujarnya.
Sebar ketakutan
Lebih lanjut, Ismail mengungkapkan, emosi yang dibangun oleh klaster itu adalah "fear" atau "ketakutan". Emosi yang ingin dibangun adalah demo 11 April 2022 nanti akan mengerikan sehingga jakarta harus ditutup.
Terkait itu, ia menyarankan untuk membedakan mana tuntutan mahasiswa dan mana tuntutan yang menunggangi. Ia menyebut sebaiknya mahasiswa menggunakan tagar sendiri yang menggambarkan inti tuntutan mereka.
Menurut Ismail, mereka yang ingin menunggangi dengan narasi lain, biasanya enggan mengangkat narasi itu.
"Berhati-hatilah dengan narasi dukungan di media sosial, jangan sampai kemudian aksi mahasiswa dibajak untuk kepentingan lain," ujarnya.
Koordinator BEM SI, Kaharuddin menegaskan pihaknya tidak menyuarakan tuntutan mengenai penurunan Presiden Jokowi. Kahar menegaskan BEM SI sudah memiliki 6 tuntutan yang pernah disampaikan ke pihak kepresidenan pada akhir Maret lalu.
"Tidak ada (soal tuntutan Jokowi). 6 tuntutan BEM SI sangat jelas, tuntutannya sangat jelas," kata Kahar saat dihubungi detikcom, Minggu (10/4/).