GUBERNUR NTB H Zulkieflimansyah berbicara dan memberi makna satu tahun pemerintahannya bersama Wakil Gubernur Hj Sitti Rohmi Djalilah. Dia memastikan, program NTB Gemilang yang menjadi visi misinya sudah berada di trek yang benar. Setahun setelah NTB dilanda gempa, orang nomor satu di NTB ini mengungkapkan investasi di NTB kini sudah mulai menggeliat.
“Program-program yang kita niatkan untuk bangkit, seperti pariwisata, dimana-mana sudah kelihatan geliat-geliat yang lebih baik. Tentu kita optimis,” kata Gubernur dikonfirmasi Lombok Post di sela ground breaking Bendungan Meninting di Desa Bukit Tinggi, Gunungsari, Lombok Barat, kemarin (19/9).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini tidak memungkiri, bahwa ada kendala yang dirasakan satu tahun semenjak dirinya mengucap sumpah jabatan. Namun, Gubernur Zul enggan membahas soal kendala tersebut lebih jauh. Hanya saja, diakuinya, bahwa ekspektasi masyarakat memang teramat tinggi terhadap program-programnya.
“Namanya revolusi peningkatan harapan,” kata Gubernur memberi pemaknaan atas ekspektasi khalayak di NTB tersebut.
Dijelaskannya, program-program strategis yang mencakup dalam enam visi pembangunan daerah memang tidak dihajatkan tuntas dalam setahun. Yang paling kentara adalah perwujudan konsep industrialisasi. Dinilainya, program ini sangat membutuhkan waktu meski investasi-investasi pada awal sudah terlihat untuk menunjang terealisasinya konsep tersebut sudah terlihat saat ini.
Terkait dengan pengembangan pariwisata, disebutkannya, NTB, terutama Lombok, tetap akan menjadi destinasi yang menarik. Untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan, Pemprov NTB saat ini sedang berupaya memfasilitasi penerbangan langsung dari Lombok ke Sydney dan Melbourne, Australia. Karena sebelumnya, penerbangan dari Perth ke Lombok sudah terealisasi dan dampaknya sudah mulai terasa.
Tidak hanya tentang pariwisata dan invetasi. Lombok Post juga sempat bertanya terkait dengan pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia. Gubernur Zul menegaskan, dalam masa kepimpinannya empat tahun ke depan, beasiswa keluar negeri masih dan tetap dipertahankan.
“Tentu saja kita sesuaikan dengan kebutuhan daerah. Misalnya SDM untuk pertambangan, pariwisata dan lainnya,” tandas Gubernur.
Wagub
Secara terpisah, Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Romi Djalilah juga menyampaikan pandangannya soal satu tahun kepemimpinannya bersama Gubernur NTB H Zulkieflimansyah. Pandangan tersebut disampaikan Ummi Rohmi, begitu Wagub karib disapa, disampaikannya pada Lombok Post di sela peresmian Industrialisasi Pertanian di Desa Akar Akar, Bayan, Lombok Utara, kemarin.
Wagub menegaskan, saat ini semangat menyejahterakan petani melalui sentuhan industrialisasi pertanian mulai digalakkan. Salah satu yang disasar adalah lahan kering di Lombok Utara.
Wagub memastikan, di tahun pertama kepemimpinan dirinya bersama Gubernur, seluruh program sudah on the right track. Di sektor pertanian saja, kata dia, dirinya dan Gubernur sudah berani mencanangkan industri pertanian berbasis teknologi.
Dengan teknologi, penggunaan air bisa hemat hingga 95 persen. Sehingga memungkinkan pertanian bisa dilakukan sangat baik di lahan kering sekalipun seperti di Akar Akar. Teknologi menjadikan air tidak lagi berceceran dan langsung ke akar tanaman.
Kemudian intensifikasi produksinya juga bisa meningkat hingga 20 persen, dengan panen tiga kali dalam setahun. Penghasilan petani pun bisa tiga kali lipat per tahunnya.
“Meski memang butuh instalasi permodalan di awal,” ujarnya.
Berkaca pada orang di luar negeri, mereka juga bisa menerapkan hal serupa. Lalu mengapa di NTB tidak bisa? Masyarakat NTB bisa memanfaatkan banyaknya lahan kering diubah menjadi subur dengan teknologi.
Selanjutnya untuk sektor pariwisata, Wagub juga menyebut sudah sangat on the right track. NTB memiliki dua cagar dunia, yakni Rinjani di Lombok dan Samota di Sumbawa. Rinjani pun sudah berstatus Global Geopark. Sedangkan Gunung Tambora tengah diusulkan. Sehingga sudah tidak ada waktu lagi untuk tidak peduli pada alam.
“Kita selamatkan alam ini. Pelihara NTB yang indah ini supaya tetap hijau dan semakin subur,” sambungnya.
Menjaga alam juga digalakkan melalui program Zero Waste. Bagaimana membuat sampah menjadi sumber daya, bukan penyebab musibah. Sebab, jika sampah ini tidak dikelola dengan baik juga akan berdampak pada pariwisata NTB. Ia tidak ingin investasi yang sudah triliunan harus gagal gara-gara tidak menghargai alam.
“Zero Waste kita pun sedang dalam on the right track,” tandasnya.
Sekarang, masyarakat sudah mulai mengenal program zero waste. Virusnya zero waste kini sudah mulai menular dan berjalan. Begitu juga dengan desa wisata. Di tahun ini sudah ada 25 desa wisata yang dibantu. Tahun depan hingga 2023 sasarannya 29 desa wisata bisa sudah terbentuk.
Di bidang kesehatan, sudah ada revitalisasi posyandu yang didorong menjadi garda terdepan untuk promotif dan preventif. Selama ini, semua masih berpikir setelah ada kejadian baru penanganan. Inilah yang harus diubah dengan menjaga dari hulu, yakni posyandu.
Setiap bulan di setiap dusun itu harus diintensifikasi supaya dapat menjaga dan melindungi seluruh masalah kesehatan maupun masalah sosial. Di antaranya seperti pernikahan dini, narkoba, ilegal logging, hingga kebakaran hutan. Masalah seperti itu harus bisa diproteksi dengan memberikan edukasi dan revitalisasi posyandu. Posyandu saat ini diubah menjadi posyandu keluarga.
“Alhamdulillah di NTB ini sudah ada 800 lebih posyandu yang mulanya hanya 87. Jadi kenaikan ini seribu persen, sepuluh kali lipat dalam satu tahun,” bebernya.
Hingga 2023 mendatang, kata Rohmi, ia menginginkan seluruh Posyandu merupakan Posyandu Keluarga. Yakni melayani dari lahir hingga lansia, bukan hanya bayi dan ibu hamil saja. Ditambah dengan pemberian edukasi pada seluruh masyarakat.
“Karena ini ujung ujungnya juga untuk pengentasan kemiskinan,” tegasnya.
Ditanya mengenai apa yang belum dicapai selama satu tahun menjabat ini, Rohmi mengaku ada banyak sekali. Namun, ia dan Gubernur NTB masih memiliki waktu empat tahun lagi untuk menyelesaikan itu.
Di satu tahun ini, masih seputar membuat Perda, Pergub dan aturan lainnya. Seperti Perda Zero Waste. Pada intinya, ia mulai melakukan pembenahan di sektor itu.
Tantangan ke depan menurut Rohmi tentu ada banyak. Namun Bupati dan Walikota di NTB ini juga memiliki niat dan keinginan yang sama dengan Zul-Rohmi. Sehingga ia pun optimis jika tantangan tersebut tidak akan terlalu sulit jika semua bekerja sama. Begitu juga dengan dukungan masyarakat untuk hal tersebut.
Terkait eksekusi program unggulan, Kepala Bappeda NTB Wedha Magma Ardhi mengatakan, pihaknya saat ini sudah mematangkan perencanaan program-program strategis daerah tersebut. Dengan menetapkan mana OPD-OPD lokomotif dan sebagainya.
“Tinggal bagaimana kita mengeksekusi,” tegasnya.
Berkaitan dengan kendala yang terjadi, menurutnya masih berkutat pada hal-hal klasik. Seperti bagaimana mensinkronkan tata waktu dan aspek lokasi atau spasial dari program-program yang ada. Selain itu, ada hal-hal yang harus lebih disinergikan yakni bagaiamana rule sharing dan cost sharing untuk menunjang program pengentasan stunting, zero waste, dan yang paling penting penanggulangan kemiskinan untuk 500 desa miskin yang sudah disepakati. Karena pemprov memiliki target pengentasan 100 desa setiap tahunnya.
“Itu yang terus kita dorong, agar program-program kita akan mengarah ke sana. Sehingga mudah-mudahan apa yang menjadi atensi kita saat ini, bisa memperbaiki taraf hidup masyarakat,” jelasnya.
Mantan Kadis PUPR NTB ini juga mengatakan, selain program strategis tersebut, Pemprov NTB saat ini sedang terus mengembangkan e-Kinerja dengan metode Balance Score Card (BSC). Yang tengah rencanakan saat ini, bahwa BSC tidak hanya melibatkan program dari APBD, tetapi APBD Kabupaten dan Kota, APBN bahkan sampai ke kegiatan dana desa.
“Itu yang akan kita buatkan dashboard-nya,” tandas Ardhi.
Apresiasi KhalayakSementara itu, apresiasi dari khalayak juga berdatangan menyusul satu tahun pemerintahan Zul-Rohmi. Kepala BIN Daerah NTB Tarwo Koesnarno menyebut, duet Zul-Rohmi adalah pasangan pemimpin yang memiliki kelebihan dalam komunikasi.
“Ilmu komunikasinya luar biasa,” tandas Tarwo.
Dengan pola komunikasi tersebut, semua orang merasa dekat dengan kedua pemimpin daerah tersebut.
“Beliau membangun komunikasi dengan masyarakat yang luar biasa. Sehingga apa yang berkembang di masyarakat beliau langsung bisa serap secara langsung,” katanya.
Wakil Rektor III Universitas Mataram H Muhammad Nasir mengungkapkan, Gubernur Zul dan Wagub Rohmi adalah pemimpin yang memiliki program yang jelas. Yang dia apresiasi adalah program pembangunan terkait pembenahan sumber daya maniusia.
“Mengapa ini saya salut, kerena yang menentukan perkembangan masyarakat adalah kualtias SDM,” tandas tokoh asal Bima ini.
Yang kedua, dirinya melihat Gubernur dan Wagub sangat peduli pada peningkatan sarana infrastruktur. Hal yang dinilainya sangat tepat. Sebab, sebagai infrastruktur sangat menunjang dalam mobilitas di dalam proses pembangunan.
Gubernur dan Wagub juga dinilai menjangkau pikirannya secara global. Ada pola pendekatan membangun komunikasi terhadap masyarakat. Antara lai hal ini mewujud dalam program Jumpa Bang Zul dan Umi Rohmi yang digelar tiap hari Jumat.
“Ini adalah salah satu kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan usulan dalam proses membangun NTB,” tandasnya.
Terpisah, Harling Prabowo, salah seorang tokoh Tionghoa NTB juga menyampaikan apresiasi. “Bagus sekali satu tahun kepemimpinan Zul-Rohmi,” katanya.
Di komunitas Tionghoa, kedua pemimpin NTB ini kata Harling sangat familiar. Berapa kali undangan dari pihaknya selalu dipenuhi. “Semangatnya luar baisa,” katanya.
Kerja samanya dengan komunitas Tionghoa juga disebutnya sangat bagus. Sehingga mampu bekerja sama dengan baik. “Mengirimkan duta-duta bangsa NTB untuk beasiswa ke China terutama,” katanya. (yun/fer/kus/r6)