Showing posts with label Nasional. Show all posts
Showing posts with label Nasional. Show all posts

Kompleks Peribadatan di IKN Dilandasi Kemajemukan Beragama

January 08, 2023


 

Kompleks Peribadatan di IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara dibangun dengan berlandaskan kemajemukan beragama. Hal ini sangat penting untuk menjaga kerukunan antar umat di IKN Nusantara. 


IKN Nusantara yang didirikan di Penajam Paser Utara masih dalam proses pembangunan dan rencananya selesai pada pertengahan tahun 2024. Ada berbagai gedung dan fasilitas yang dibangun di IKN. Di antaranya istana kepresidenan, gedung pemerintah daerah, sekolah, juga kompleks peribadatan. 
Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) telah mengadakan sayembara desain kompleks peribadatan IKN pada 28 Maret 2022 lalu dan pada tanggal 20 Juni 2022 diumumkan 3 besar pemenang. Mereka berhasil mengalahkan 246 peserta lain dari firma-firma arsitektur di seluruh Indonesia.
Juara dua sayembara desain kompleks peribadatan IKN adalah Firma Arsitektur Titik Garis Bidang. Dengan judul “Aku Rukun”, desain arsitekturnya berhasil memikat hati para juri, salah satunya adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.


Pimpinan Firma Arsitektur Titik Garis Bidang, Mei Mumpuni, menjelaskan tentang desain “Aku Rukun”. Menurutnya, kemajemukan beragama di Indonesia adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri. 
Mei menambahkan, melalui perbedaan, masyarakat bisa saling memberi dan menerima, saling asah, asih, asuh, yang disertai dengan semangat persaudaraan yang tinggi dalam bingkai Indonesia. Pihaknya membuat tema desain kompleks peribadatan yang mendukung kerukunan umat beragama. Dalam konteks beragama maka hubungannya tak hanya dengan Tuhan YME, melainkan juga dengan sesama manusia (termasuk yang memiliki keyakinan lain).
Kompleks peribadatan memudahkan warga IKN dalam beribadah karena menjalankan ajaran agama adalah salah satu hak warga negara Indonesia. Tempatnya sengaja dibuat dalam satu lokasi agar mereka bisa memiliki rasa toleransi yang lebih tinggi. Terlebih ketika di Kalimantan Timur masyarakatnya terdiri dari multi-agama.
Diharapkan dengan menempatkan beberapa tempat ibadah dalam satu kompleks maka akan  menjalin kerukunan antar umat di Borneo, khususnya di IKN Nusantara. Ketika melihat umat beribadah di tempatnya masing-masing maka umat dengan keyakinan lain akan mengerti lalu memahami bahwa perbedaan itu indah. Mereka paham hari dan jam berapa umat dengan keyakinan lain akan beribadah lalu mempersilakan mereka dengan senang hati. 


Salah satu solusi dalam menghadapi tantangan kehidupan beragama di Indonesia adalah menjalin kerukunan. Di Indonesia, indeks kerukunannya mencapai 73,83% (berdasarkan data dari Kementerian Agama). Dengan kerukunan yang cukup tinggi maka menjadi sebuah tantangan karena harus mempertahankan dan kalau bisa menaikkan indeks kerukunan di masa depan.
Kerukunan antar umat adalah kunci karena Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Apalagi nantinya di IKN Nusantara, penduduknya terdiri dari pendatang dan warga asli yang keyakinannya berbeda-beda. Dengan berinteraksi di sekitar kompleks peribadatan maka mereka diharap untuk selalu rukun dan tidak ada konflik yang terjadi dengan alasan perbedaan keyakinan.
Perdamaian  dan kerukunan di masyarakat perlu dijaga secara konsisten bagi seluruh elemen masyarakat. Kerukunan antar masyarakat merupakan unsur utama yang dapat membentuk kerukunan nasional, dan bangsa ini adalah bangsa yang majemuk. Salah satu cara menjaga kerukunan adalah dengan membuat kompleks peribadatan di IKN Nusantara.


Toleransi wajib diajarkan oleh para pemuka agama karena dengan bertoleransi hidup manusia bisa jadi lebih damai. Jika ada toleransi maka tidak akan ada perpecahan di masyarakat seperti saat ada perayaan agama lain, dan semua pihak tidak menentangnya.
Toleransi bisa muncul jika umat bergaul dengan umat yang memiliki keyakinan lain sehingga lingkungannya heterogen. Diharap dengan adanya kompleks peribadatan yang lokasi rumah ibadahnya berdekatan,  bahkan bersebelahan, maka umat akan melihat lalu menghormati perbedaan yang ada. Mereka bertoleransi dan bersatu karena menyadari bahwa Indonesia didirikan di atas perbedaan, dengan semangat persatuan atau Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara itu, pemerintah menjamin bahwa kompleks peribadatan bisa dijangkau dengan fasilitas umum. Kemudahan jangkauan sengaja dibuat oleh arsitek IKN Nusantara dan ke mana-mana hanya butuh waktu 10 menit. Kompleks peribadatan berada di dekat Danau Pancasila sehingga lingkungannya makin asri. 
Sementara itu, Diana Kusumastuti, Direktur Jenderal Cipta Karya, menyatakan bahwa kompleks peribadatan terdiri dari Masjid Agung, Pura Besar, Katedral, Gereja Induk, Klenteng Besar, dan Vihara Besar. Luas total kompleks peribadatan ini lebih dari 6 hektar.
Diharapkan dengan bangunan sebesar itu maka akan memfasilitasi umat untuk beribadah dengan khusyuk dan lancar. Rumah ibadah juga memfasilitasi acara-acara keagamaan sehingga warga IKN menjadi taat sekaligus bertoleransi kepada sesama.
Kompleks peribadatan IKN dibangun di wilayah yang luas dan asri. Desainnya sengaja dibuat dengan azas kerukunan dan tempat ibadahnya memang berdekatan. Diharap warga IKN akan makin bertoleransi dan bersatu walau keyakinannya berbeda-beda.

BIN Daerah NTB Gencar Melaksanakan Vaksinasi Anak Usia 6 – 11 Tahun di Lombok Barat

January 03, 2022

 

Lombok BaratRatusan pelajar Sekolah Dasar di Kabupaten Lombok Barat mengikuti kegiatan vaksinasi yang diselenggarakan oleh Badan Intelijen Negara Republik Indonesia Daerah NTB pada 4 Januari 2022, kegiatan tersebut berlokasi di beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Lombok Barat yaitu di SDN 4 Merembu, SDN 3 Merembu, SDN 2 Taman Ayu , SDN 3 Taman Ayu dan SDN 4 Taman Ayu yang merupakan wilayah kerja dari Puskesmas Gerung dan Puskesmas Labuapi. Kegiatan vaksinasi ini merupakan salah satu program yang digencarkan oleh pemerintah mulai bulan Desember 2021 yang lalu dengan target sasaran 26,5 juta anak di Indonesia.

Adapun capaian total vaksinasi yang diperoleh yaitu sebanyak 563 dosis dengan rincian lokasi di SDN 4 Merembu dan SDN 3 Merembu sebanyak 224 dosis; SDN 2 Taman Ayu, SDN 3 Taman Ayu dan SDN 4 Taman Ayu sebanyak 339 dosis.


Sebagai catatan, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, menekankan bahwa meskipun anak usia 6 - 11 tahun sudah bisa divaksin, namun vaksin bukan syarat mutlak mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Karenanya meskipun anak-anak belum divaksin, tetap bisa mengikuti PTM di sekolah.

Mantan pejabat di Kementerian Pendidikan Nasional Drs H Dahlan M Noer M.Pd menegaskan, selain membentuk imun dan fisik yang prima, vaksinasi Covid-19 juga menjamin perekonomian nasional dan di daerah kuat. Karena Covid-19 dapat terkendali sehingga masyarakat dapat melaksanakan aktivitas usahanya. (rP)

MUI Dukung Penuh Penegakan Hukum dan Pemberantasan Terorisme di Indonesia

November 23, 2021



Majelis Ulama Indonesia mendukung penuh penegakan hukum dan pemberantasan terorisme di Indonesia. MUI juga telah mengeluarkan fatwa anti terorisme dan membentuk badan antiterorisme untuk menanggulanginya.

"Tegakkan hukum dengan tegas dan seadil-adilnya," cuit Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis dalam akun twitter pribadinya.

Cuitan Kiyai Cholil tersebut menanggapi penangkapan tiga terduga teroris kelompok Jamaah Islamiyah di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Mereka adalah AA, AZ, dan FAO.

Berdasarkan data yang dihimpun, tiga terduga teroris yang ditangkap Densus, yakni AZ merujuk pada Ahmad Zain An-Nazah, AA merujuk pada Anung Al Hamat, sedangkan FAO merujuk pada Farid Okbah.

Berdasar penulusuran di laman https://mui.or.id/pages-2/komisi-fatwa/ pada hari ini sekitar pukul 18.30 WIB, Ahmad Zain masih tercantum sebagai anggota Komisi Fatwa MUI.

"Benar anggota Komisi Fatwa dan sejak ini kami non-aktifkan," jelas Kiyai Cholil saat dihubungi tvOnenews.com.

Sebelumnya, Wakil Ketua MUI Anwar Abbas membenarkan bahwa Ahmad Zain merupakan anggota komisi Fatwa MUI. "Benar," kata Anwar.

Anwar menambahkan, ia menyerahkan proses hukum atas penangkapan Ahmad Zain kepada aparat hukum yang berwenang.

"Sejauhmana keterlibatannya dalam jaringan terorisme saya secara pribadi tidak percaya, tapi biarlah nanti pengadilan yang membuktikannya," kata Anwar.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan dalam keterangan persnya menjelaskan bahwa peran AZ  dan FAO di Jamaah Islamiyah adalah sebagai Dewan Syuro. "FAO merupakan Tim Sepuh atau Dewan Syuro JI, AZ juga Dewan Syuro JI," kata Ramadhan di Jakarta.(toz)

Ketua PA 212 Angkat Suara soal New FPI, Polisi Harap Hati-hati

October 09, 2021

 


Ketua Presidium Alumni (PA) 212 Aminudin menyoroti terbentuknya FPI (Front Persaudaran Islam) yang dipimpin Ahmad Qurthubi Jaelani. 

Menurutnya, perubahan nama tidak akan jauh berbeda dengan yang akan menjadi fokus ormas tersebut. 

"Ya, saya rasa memang nggak akan berubah. Orang-orang di sana juga jebolan FPI (ormas yang dilarang sebelumnya, red)," ucap Aminudin kepada GenPI.co, Rabu (8/9). 

Aminudin lantas mengaku mengenal dengan baik Ketua FPI Ahmad Qurthubi Jaelani. 

Menurut dia, Ahmad Qurthubi Jaelani merupakan sosok yang menegakkan amar ma'ruf nahi munkar sama halnya dengan misi utama FPI

"Beliau, kan, mantan imam FPI Banten. Beliau sangat tegak lurus terhadap peraturan. Jadi, saya rasa pengikutnya pun akan lurus-lurus saja," jelasnya. 

Oleh karena itu, Aminudin berharap pihak berwajib agar tidak langsung mengambil sikap dengan membubarkan FPI baru. 

Aminudin mengatakan perlu ada komunikasi lebih dalam jika ingin membubarkan suatu ormas. 

"Polisi juga jangan main asal bubarkan, lah. Mereka, kan, niatnya pasti baik," imbuhnya. 

Seperti diketahui, Front Persaudaraan Islam (FPI) resmi mengubah logo pada 17 Agustus 2021. (*)

Jokowi Bersama BIN Sambangi Rumah Penduduk di Aceh Tinjau Vaksinasi

October 07, 2021

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengawali rangkaian kunjungan kerja (kunker) di Aceh dan Sumatra Utara, hari ini, Kamis (16/09/2021) pagi, dengan meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat yang dilakukan secara pintu ke pintu atau door to door, di Desa Lambro Bileu, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar.

“Hari ini saya bersama-sama dengan Bapak Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) dan juga Bapak Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melakukan program vaksinasi door to door, dari pintu ke pintu, untuk memastikan ada percepatan vaksinasi di Provinsi Aceh,” kata Presiden usai peninjauan.

Presiden mengungkapkan, melalui kegiatan vaksinasi ini sekitar 30 ribu masyarakat akan memperoleh vaksin COVID-19. Pelaksanaan vaksinasi dengan cara ini adalah wujud pelayanan terhadap masyarakat.

“Vaksinasi door-to-door yang kita lakukan untuk lebih memberikan pelayanan kepada masyarakat secara langsung, karena dari pintu ke pintu,” ujarnya.

Selain itu, juga akan dilaksanakan vaksinasi bagi sekitar 42 ribu santri dan pelajar di Kabupaten Aceh Besar. Presiden mengharapkan dengan percepatan vaksinasi yang terus digiatkan pemerintah ini, laju penyebaran COVID-19 dapat kendalikan.

“Vaksinasi ini merupakan salah satu kunci untuk menghambat penyebaran COVID-19. Saya berharap semakin banyak masyarakat yang divaksin akan memberikan perlindungan yang maksimal pada kita semuanya. Kita memang harus mulai belajar hidup berdampingan dengan COVID-19 karena memang COVID-19 ini tidak akan hilang secara total dari negara kita,” pungkasnya.

Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan ini Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan dan Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Tinjau Vaksinasi Pelajar di Kabupaten Sukoharjo, Presiden: Jika Sudah Divaksin, Segerakan PTM Terbatas

September 25, 2021

 


Presiden Joko Widodo menegaskan kepada para kepala sekolah untuk segera melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Namun, Presiden mengingatkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi, yaitu wilayah sekolah tersebut sudah berada minimal pada level 3 PPKM dan vaksinasi Covid-19 bagi pelajar serta tenaga pendidik di sekolah tersebut sudah terlaksana.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi saat meninjau kegiatan vaksinasi bagi pelajar SMA sederajat se-Kabupaten Sukoharjo yang digelar di SMA Negeri 1 Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, pada Senin, 13 September 2021. Presiden yang didampingi Ibu Iriana Joko Widodo juga menyapa para peserta vaksinasi pelajar dari sejumlah lokasi lainnya di seluruh Indonesia melalui konferensi video.

“Bapak/Ibu kepala sekolah, jadi kalau sudah divaksin sekali lagi segerakan untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, segerakan. Yang paling penting sudah berada di level 3 atau level 2,” ujar Presiden saat berdialog dengan para peserta vaksinasi pelajar melalui konferensi video.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengingatkan pentingnya percepatan vaksinasi Covid-19 bagi para pelajar untuk segera diselesaikan. Presiden berharap vaksinasi Covid-19 bagi para pelajar dapat memberikan perlindungan dari penyebaran Covid-19 sehingga kegiatan PTM terbatas dapat segera dilaksanakan.

“Saya berharap semuanya berjalan lancar agar anak-anak kita, pelajar-pelajar kita semuanya tetap sehat, terlindungi dari bahaya Covid, dan bisa segera melakukan pembelajaran tatap muka,” ucap Presiden.

Presiden pun tidak lupa memberikan semangat dan menyampaikan pesan kepada para pelajar untuk tetap belajar dengan giat, meskipun masih dalam suasana pandemi Covid-19.

“Semua anak-anakku selamat belajar, semuanya giat belajar,” ujar Presiden.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam peninjauan kali ini adalah Kepala BIN Budi Gunawan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan Kepala SMAN 1 Kartasura Dwi Ari Listiyani.

(BPMI Setpres)

Pembagian 150 Nasi Kotak oleh Relawan Posko #GerakanBerbagiUntukWarga di Kab. Lombok Timur

August 02, 2021

 


Lombok Timur, NTB – Relawan posko #GerakanBerbagiUntukWarga NTB kembali melakukan kegiatan sosial dengan membagi 150 nasi kotak  kepada masyarakat di Kec. Suradadi, Kab. Lombok Timur, Senin (2/8).

H L Muh Faizan (Ketua DPD Laskar Sasak Lotim Wil. 3) yang mengkoordinir kegiatan tersebut juga memberikan sosialisasi himbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19 di Lombok Timur.

Bagi masyarakat NTB yang akan memberikan donasi dapat menghubungi Posko Relawan #GerakanBerbagiUntukWarga NTB.

Alamat Posko wilayah NTB : Jln. Sultan Kaharudin, Lingkungan Batu Ringgit Utara, Kel. Batu Ringgit, Kec. Sekarbela, Kota Mataram-NTB

E-mail Posko : laskar.sasak.covid@gmail.com

Hotline : 0853-3324-2815

Mahfud MD: 92 Persen Rakyat Papua Dukung NKRI

June 01, 2021

 JAKARTA — Menteri Hukum Bidang Politik dan Keamanan Mahfud MD mengatakan, berdasarkan data dari BIN (Badan Intelijen Nasional) ada 92 persen rakyat Papua yang pro- NKRI. Sementara, yang delapan persen, menurut Mahfud, kelompok separatis yang tidak  menyetujui otsus (otonomi khusus).

Mahfud menjelaskan, kelompok separatis yang dimaksud terbagi tiga, yakni yang bergerak di jalur politik, kemudian kelompok klandestin, serta teroris KKB (kelompok kekerasan bersenjata).

Ia menambahkan, kebijakan pemerintah bagi kelompok politik dan klandestin adalah mengajak dialog. Namun, untuk teroris KKB diperlukan penegakan hukum sesuai Undang-Undang No 5 Tahun 2018 tentang terorisme.

Sumber : https://republika.co.id/berita/qtuw1m467/mahfud-md-92-persen-rakyat-papua-dukung-nkri

Besok Presiden Jokowi Akan Divaksin Perdana Covid-19 pada Pagi Hari

January 12, 2021

 


JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan menjalani vaksinasi perdana Covid-19 pada Rabu 13 Januari 2021, pagi hari.

Hal itu disampaikan Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (12/1/2021).

"Rencana besok pagi penyuntikan vaksin perdana untuk Presiden," ujar Bey dalam keterangan di Jakarta.

Dia menyampaikan, Sekretariat Presiden saat ini sedang mempersiapkan dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk pengaturan tatacara vaksinasi terhadap Kepala Negara.

Dia mengatakan, penyuntikan vaksin perdana terhadap Presiden akan disiarkan secara langsung melalui live streaming.

"Besok saat penyuntikan perdana tersebut juga akan disiarkan secara live streaming. Jadi proses nya seperti apa, bisa dilihat langsung besok," jelasnya.

Sementara itu mengenai tempat pelaksanaan vaksinasi Presiden akan diinfokan selanjutnya.

Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan telah menyatakan kesediaannya menjadi orang pertama di Tanah Air yang menerima vaksinasi COVID-19 setelah izin EUA dari BPOM dan fatwa kehalalan dari MUI terbit.(wal)

Sumber : https://nasional.okezone.com/read/2021/01/12/337/2343079/besok-presiden-jokowi-akan-divaksin-perdana-covid-19-pada-pagi-hari?page=1

Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, Jokowi: Agar Semua Yakin Ini Aman dan Halal

January 07, 2021

     


JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan dirinya menjadi bersedia jadi yang pertama disuntik vaksin Covid-19. Presiden menegaskan bahwa hal ini bukanlah untuk mendahulukan dirinya sendiri.

Jokowi menegaskan hal itu bagian dari upaya agar masyarakat bahwa vaksinisasi aman dilakukan.

“Mengapa Presiden jadi yang pertama? Bukan hendak mendahulukan diri sendiri, tapi agar semua yakin bahwa vaksin ini aman dan halal. Jadi, siap-siap saja,” katanya dikutip dari akun media sosialnya, Kamis (7/1/2021).

ia juga meminta agar masyarakat bersabar menanti proses vaksinasi. Dia juga mengaku menanti vaksin tersebut.

“Apakah Anda tengah menanti vaksin Covid-19? Sabar. Saya juga,” ujarnya.

Jokowi mengatakan, saat ini vaksin sudah ada dan mulai didistribusikan ke daerah-daerah. Namun dia menyebut masih menunggu izin penggunaan darurat dari BPOM.

Tapi kita masih menunggu izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat (BPOM) dan Makanan dan proses kajian halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI),” ungkapnya.

“Apabila prosedur itu sudah kita lewati, pemerintah akan menggelar vaksinasi Covid-19 secara gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui beberapa tahap,” lanjutnya.

Seperti diketahui. Pemerintah merencanakan vaksinasi dapat dilakukan pada pekan kedua bulan Januari ini.(qlh)

Sumber : https://nasional.okezone.com/read/2021/01/07/337/2340444/pertama-disuntik-vaksin-covid-19-jokowi-agar-semua-yakin-ini-aman-dan-halal?page=1

Temui Yudian, GM FKPPI Siap Kawal RUU BPIP

September 13, 2020


 

Jakarta – GM FKKPI (Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri) siap mengawal pembahasan RUU BPIP.

Agar kelak BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) bisa makin optimal menjalankan program implementasi nilai-nilai Pancasila.

Dukungan ini disampaikan para pengurus GM FKPPI kepada pimpinan BPIP dalam rapat audiensi di Gedung BPIP, Jalan Veteran III, Gambir, Jakarta Pusat, kemarin.

Wakil Ketua Umum GM FKPPI, Agoes Soerjanto mengatakan, pihaknya menyambut baik RUU BPIP yang sedang dibahas di DPR. Sebagai respons cepat dari usulan berbagai pihak agar nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan dengan perlindungan hukum.

“Kita kawal bersama sampai disahkan dan tindak lanjut kemudian,” kata Agoes.

Dia berharap, tidak ada lagi respons negatif dari RUU BPIP yang kini telah resmi dibahas di DPR. Pasalnya, RUU BPIP secara substansi berbeda dengan RUU HIP. Diketahui, RUU BPIP hanya memuat ketentuan tentang tugas, fungsi, wewenang, dan struktur BPIP.

Draft RUU BPIP tersebut sangat ringkas, hanya berjumlah 16 halaman; terdiri dari 7 bab dan 17 pasal. Sementara RUU HIP berjumlah 46 halaman berisi 10 bab dan 60 pasal.

“BPIP akan semakin memiliki acuan hukum yang kuat, sistemik dan berkesinambungan dalam melaksanakan tugasnya mengimplementasikan Pancasila di segala bidang dan aspek kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa,” ungkap Agoes.

Sekjen GM FKPPI, Ari Garyanida menambahkan, audiensi ini penting. “Salah satunya bagaimana BPIP berperan menjalankan program pembinaan Pancasila di sektor pendidikan, sektor dunia usaha dan sektor sektor lainnya. Atau bagaimana BPIP menyiapkan mekanisme teknik pembinaan Pancasila agar masyarakat agar mudah mengamalkannya secara kesadaran tinggi dan kultural,” ujarnya.

GM FKPPI berharap, RUU BPIP akan mengatur bagaimana penanaman nilai-nilai Pancasila kembali dilakukan melalui pendidikan sejak usia dini.

“Ke depan generasi muda akan siap menjadikan Pancasila sebagai alat pertahanan yang mujarab dalam menangkal segala gangguan dan ancaman globalisasi. Pancasila jangan dipergunjingkan lagi. Pancasila adalah final,” tandas Agoes.

Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyambut baik dukungan dari GM FKPPI. Pihaknya ingin Pancasila bisa dirasakan di semua lini kehidupan. Dia tidak ingin kaum muda Indonesia tak memahami ideologi bangsanya sendiri.

Wakil Kepala BPIP Hariyono menegaskan, BPIP punya tanggung jawab untuk mengamankan Pancasila. Soalnya, Pancasila sudah terpantau semakin surut di era seperti saat ini. Kalau kondisi itu dibiarkan, persatuan dan kesatuan bangsa bisa terancam oleh ideologi lain.

Sementara Sekretaris Utama BPIP Karjono menegaskan, pihaknya senantiasa menampung aspirasi masyarakat. Untuk itu, ia mengajak semua pihak saling menjunjung tinggi proses pembentukan peraturan perundang-undangan kepada DPR dan pemerintah dengan tetap mendengarkan suara rakyat.


Sumber

Mahfud MD Sebut Kunci Penerapan Protokol Kesehatan hanya Disiplin

August 29, 2020

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut hanya ada satu cara agar penerapan protokol kesehatan dapat berjalan maksimal. Satu-satunya cara tersebut yakni disiplin.
Dia menuturkan, disiplin itu kemudian dapat dibagi menjadi dua hal. Pertama adalah disiplin dalam penerapan strategi secara persuasif dan disiplin penegakkan hukum.
Menurutnya pendekatan persuasif dilakukan dengan cara memberitahu berbahayanya covid-19 jika masyarakat tidak disiplin mematuhi protokol kesehatan. Dia membandingkan kondisi orang yang masih sehat dan telah terjangkit covid-19.
"Coba bayangkan anda semua bisa bernapas dengan enak setiap harinya tetapi ketika kena covid-19 mau bernapas saja susah. Ngeri mendengar kesaksian dari orang yang kena covid-19 ini. Sekarang enak-enak saja bernapas karena sehat. Tapi begitu terkena, mau bernapas itu tidak bisa," katanya dalam keterangan resmi via video di Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Contoh lain yang disebutkan Mahfud dari pendekatan persuasif yakni saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi instruksi agar ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) turut serta dalam sosialiasi terhadap covid-19. Menurutnya peran ibu-ibu sangat penting dalam menyosialisasikan protokol kesehatan di keluarga dan masyarakat.
"Itulah sebabnya Presiden secara eksplisit menyebut PKK supaya banyak berperan karena katanya ibu-ibu ini kan lebih mudah bergerak untuk melakukan tindakan persuasif terhadap masyarakat," ucapnya.
Di dalam cara persuasif, kata Mahfud budaya atau kearifan lokal tetap harus diperhatikan. Dia mencontohkan Yogyakarta, di mana Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X lebih memilih pendekatan persuasif dibandingkan penegakan hukum.
"Yogya tidak akan mengadakan penegakan hukum, itu bagus. Semuanya kalau bisa tanpa penegakan hukum. Kalau selama orang bisa diajak bicara kan buat apa pakai penegakan hukum," ucapnya.
Dia menegaskan, penegakan hukum baru bisa digunakan ketika masyarakat kedapatan melakukan perlawanan terhadap aparat yang bertugas. Menurutnya ada banyak pasal di Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KHUP) yang dapat dijeratkan terhadap masyarakat bilamana itu terjadi.
"Pasalnya apa? Kalau sudah disuruh tidak berkerumun tapi masih berkerumun dan tidak mau menerima langkah aparat kemanan untuk membukarkan kerumunan nah disitulah dasar hukum pidana bisa dipakai, melawan petugas Pasal 214. Lalu Pasal 216, kemudian pasal 218 KHUP karena di situ tertulis barang siapa yang melawan pejabat yang sedang melaksanakan tugasnya berdasarkan UU diancam hukuman pidana. Tergantung kapasitasnya apa, dilihat di lapangan," katanya.
Mahfud kembali menegaskan perlawanan terhadap penegakan aturan protokol kesehatan bisa dijerat dengan hukum bencana alam hingga hukum perlindungan konsumen. Namun dia memastikan pemerintah tetap memilih pendekatan persuasif.
"Nah di sini lah kita bekerja. Apa yang harus kita lakukan? Iya persuasif. Kalau terpaksa melakukan tindakan hukum seperti itu lakukan," katanya.
Setidaknya, klaim Mahfud, terdapat 398 orang yang didadtarkan ke pengadilan lantaran melanggar disiplin protokol kesehatan. Jumlah itu bisa saja kian bertambah di setiap harinya.
"Sudah ada ratusan orang diajukan ke pengadilan dengan pasal KUHP maupun UU lain karena melanggar disiplin ini. Dalam rapat terakhir sudah ada 398 orang dan mungkin sekarang sudah bertambah," ujarnya.
Editor : Rizal Bomantama

Penipuan-Penipuan HTI dalam Film ‘Jejak Khilafah’

August 23, 2020

“Khilafah terosss,” kata seorang rekan mengomentari tulisan-tulisan saya yang selalu membahas ancaman khilafah ala Hizbut Tahrir Indonesia. Komentar tersebut, satu sisi, merupakan ketidaktahuan dirinya, sebagai representasi milenial, terhadap fakta sejarah, juga merupakan kebodohan dirinya akan realitas lapangan: bahwa saya tidak sedang bercanda, hari ini, dan semakin hari, gerak-gerik para aktivis khilafah semakin keterlaluan. Kini, mereka sedang penggarapan film indoktrinasinya: Jejak Khilafah.

Polemik terbaru ini, bermula dari sebuah poster Talkshow Launching Film garapan Khilafah Channel, berjudul “Jejak Khilafah di Nusantara”. Dalam acara tersebut, beberapa dedengkot HTI menjadi pemateri: Nicko Pandawa, Ismail Yusanto, Rokhmat S. Labib, dan Felix Siauw. Sementara sebagai narasumber spesial, ada Tengku Zulkarnain, Mizuar Mahdi, Alwi Alatas, Moeflich Hasbullah, dan, ini yang menjadi polemik, Profesor Peter Carey, sejarawan otoritatif tentang Nusantara dari Oxford, dicatut.

Bakal hadirnya Prof Carey dalam talkshow tersebut, kemudian, diklarifikasi oleh asisten risetnya, Feureau Himawan Susanto, setelah bertanya kepada Prof Carey langsung. Dan hasilnya, ia mengatakan tidak pernah terlibat dalam agenda-agenda semacam itu dan, dengan demikian, apa yang tertera dalam poster di atas, murni adalah kelicikan, kebohongan, fitnah, dan keburukan intrik politik para agen khilafah itu. Prof Carey diedit sedemikian rupa, seakan dirinya mengafirmasi agenda licik mereka.

Jelas, ini merupakan intrik paling buruk, di mana para aktivis khilafah sudah bermain-main di pusaran otoritas akademik. Boleh jadi, itu karena mereka sadar, Felix Siauw dan Ismail Yusanto saja tidak cukup kuat, dan orang-orang menganggapnya sampah tak bermutu. Prof Carey sangat kecewa atas pencatutan nama dirinya. Melalui sang asisten, ia kemudian membuat siaran pers pada Senin (3/8) kemarin terkait beredarnya poster Talkshow Lauching Film Jejak Khilafah, sebagai berikut:

Pertama, walau Prof Carey pernah melakukan wawancara dengan yang membuat film Jejak Khilafah, namun itu ditujukan untuk meluruskan fakta tentang hubungan Turki Utsmani dengan Pangeran Diponegoro, yang ternyata nol besar. Kedua, Prof Carey tidak pernah diundang menjadi special guest, itu fitnah. Lagi pula, ia tidak hadir dalam acara launching tersebut. Video dirinya diedit seolah-olah menyetujui pandangan bahwa Islam di Nusantara, dulu, juga raja-rajanya, adalah bagian dari apa yang mereka anggap khilafah Islam yang berpusat di Turki. Sungguh kepalsuan yang menjijikkan.

Felix Dkk yang Membelokkan Sejarah
Memalukan, itu kata yang pas untuk para dedengkot khilafah, yang di antara aktor utamanya ialah Felix Siauw dan Ismail Yusanto itu. Mereka melakukan segala cara, menghalalkan segala bentuk fitnah, untuk mengelabui masyarakat. Seharusnya, itu membuat kita, semakin yakin, juga membuat pengikutnya sadar diri, bahwa segala yang para pengusung khilafah itu sampaikan, adalah kebohongan besar. Bagaimana bisa mereka mengatakan berpolitik sesuai ajaran Islam tetapi melakukan fitnah?

Film Jejak Khilafah sendiri dibuat oleh Felix dkk, untuk mengarahkan opini publik bahwa raja-raja Islam di Nusantara adalah bagian, atau setidaknya menjadi relasi, pemerintahan Turki Utsmani. Padahal, aslinya, Prof Carey sudah menuturkan, Turki Utsmani sama sekali tidak peduli dengan Jawa, apalagi bermitra dengan raja Nusantara ketika itu. Islam juga masuk ke Indonesia tidak melalui jalur ekspansi politik, tidak melalui jajahan Turki Utsmani. Islam masuk melalui jalur penetrasi budaya, masuk secara damai.

Jejak Khilafah, konon, ada tiga episode. Episode pertamanya akan tayang 20 Agustus nanti, tiga hari setelah perayaan HUT RI ke-75. Felix dan Ismail membahas panjang film tersebut saat launching kemarin. Kesimpulannya, dirinya, tentu bersama rekan-rekan para pengusung khilafah, hendak membelokkan sejarah Nusantara. Umat akan semakin dibuat bingung dan membenci negara mereka sendiri, Indonesia yang demokratis. Semangat yang berusaha dibawa film tersebut ialah: “Ayo kita kembali ke pangkuan khilafah ala pendahulu kita!”

Penipuan demi penipuan terus dilakukan, sambil mengatakan kepada umat bahwa ada semacam pemutar-balikan sejarah di Indonesia. Padahal, merekalah yang justru memanipulasi sejarah, lalu kenapa malah menuduh balik? Para aktivis khilafah di Indonesia memang tidak punya rekam jejak yang jelas, dan kesemuanya adalah mantan politikus, politikus kadaluarsa yang tiba-tiba berlagak membela Islam. Tengku Zulkarnain, Yusuf Martak, dan sahabat Ismail-Felix lainnya, memangnya mereka benar-benar paham sejarah? Palsu!

Pada tataran yang lebih mendalam, mereka juga sebenarnya telah menipu ketika mengatakan bahwa Turki Utsmani itu menerapkan sistem khilafah. Khilafah itu, ini sudah saya ucapkan dalam banyak tulisan sebelumnya, berarti ‘pemerintahan’, bukan sistem spesifik. Ketika seseorang bilang, ‘khilafah Turki Utsmani’, maka ia sedang mengatakan ‘pemerintahan Turki Utsmani’. Lalu sistem pemerintahan seperti apa yang dimaksud? Monarki-absolut? Jika ia, maka apa yang dituturkan Tengku Zulkarnain bahwa tegaknya khilafah tidak berbahaya bagi NKRI, adalah tipuan berikutnya.

Tidak hanya mencatut, mereka menipu di atas penipuan lainnya. Termasuk film Jejak Khilafah ini. Apakah kita akan tetap menganggapnya aman-aman saja? Kita wajib memikirkan kembali anggapan tersebut, sebelum negeri ini runtuh di tangan mereka.

Jejak Khilafah Ancaman yang Nyata
Meski film Jejak Khilafah belum tayang dan menghipnotis umat, membutakan mereka dari sejarah Islam Jawa yang sebenarnya, langkah tegas harus segera diambil dari sekarang. Kesalahan fatal pemerintah dalam merespons pergerakan para aktivis khilafah ialah tiadanya tindakan tegas, dan hanya melakukan perang wacana tandingan. Itu jelas tidak efektif. Pemerintah akan kalah masif, secara pergerakan. Jika mereka sampai membuat film begini, itu artinya, mereka tidak kosong saku, untuk setiap agendanya.

Film Jejak Khilafah barangkali memang tidak akan membuat sistem politik berubah. Tetapi, film tersebut cukup untuk memengaruhi masyarakat agar tidak lagi simpati kepada pemerintah di satu sisi, dan menggiring umat Islam ke dalam sejarah palsu yang dibuat-buat oleh para simpatisan Hizbut Tahrir. HTI memang sudah habis, tetapi untuk mengatakan pergerakan mereka musnah, kita salah besar. Mereka belum mati, mereka bergerak terus dan, kini, mereka mulai membesar bahkan tanpa terakomodir dalam satu organisasi sekalipun.

Langkah yang bisa ditempuh ialah melarang film tersebut, atau mengedukasi umat bahwa film tersebut, seratus persen, adalah manipulasi sejarah. Umat harus diarahkan untuk keluar dari zona indoktrinasi, zona penipuan Felix dan aktivis khilafah lainnya, tentang delusi negara Islam. Indonesia tidak kurang Islami. Karenanya, film Jejak Khilafah sama sekali tidak penting, kecuali untuk membangkitkan emosi umat melalui pembelokan sejarah oleh aktivis khilafah itu sendiri.

Dan yang terpenting, Islam di Indonesia tak ada kaitannya dengan Turki Utsmani, bukan koalisi politik mereka. Turki Utsmani memang luas teritorinya dan lama memerintah, tetapi bukan di Nusantara. Diponegoro, kata Prof Peter Carey, memang kagum dengan Turki Utsmani, tetapi bukan bagian darinya. Jika ada yang mengatakan demikian, pasti, mutlak, orang itu adalah budak Felix dkk, atau korban penipuan-penipuan mereka.

Jangan Jadi ASN Kalau Berpaham Radikal

August 12, 2020

Setiap aparatur sipil negara (ASN) haruslah berideologi Pancasila dan mengedepankan persatuan bangsa. Jika ada yang tak sepaham dengan ideologi negara, dan berpikiran berseberangan dengan Pancasila, ASN yang bersangkutan harus keluar dari lembaga pemerintah tempatnya bekerja. Apalagi ASN di Kementerian Agama, mereka yang berideologi lain dari Pancasila dan terlebih jika ada yang mendukung paham radikal, dipastikan akan dikeluarkan.
Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia Fachrul Razi menegaskan ini, Selasa (11/8). Dia mengingatan, tak boleh ada benih radikalisme dalam tubuh aparatur sipil negara (ASN).
"Untuk ASN khususnya Kementerian Agama tidak boleh ada satu orang pun yang berpikiran untuk berseberangan dengan Pancasila," ujar Menag Fachrul Razi di Bandarlampung, Selasa.
ASN, menurut dia, harus dapat menjaga reputasi dengan sebaik-baiknya.Tidak boleh berpikiran untuk menimbulkan keributan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi ASN digaji oleh negara dengan menggunakan uang rakyat yang bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini.
Khusus terhadap jajarannya, dikutip dari Antara, Menag Fachrul yang berlatar-belakang TNI ini menekankan, agar selalu bekerja sebaik mungkin dan bersih. Penggunaan dana anggaran di lingkungan Kementerian Agama digunakan dengan sebaik-baiknya.
"ASN di lingkungan Kemenag sama halnya orang yang memakai baju putih. Noda sedikit pun dari jauh pasti kelihatan. Ini sangat sensitif jadi jangan buat malu," ujarnya pula.
Ancaman Terhadap NKRI
Perihal toleransi dan ancaman radikalisme, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengingatkan juga di kesempatan berbeda. Dikatakannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini menghadapi tantangan kewilayahan atau tantangan teritori dan tantangan ideologi tandingan seperti liberalisme, komunisme dan radikalisme.
Mahfud juga mengatakan, hal itu saat melantik Staf Ahli Kemenko Polhukam Bidang Ideologi dan Konstitusi Brigjen Pol Agung Makbul, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta. "Hal itulah yang sekarang sedang menjadi tantangan kita,” tegas Mahfud di Jakarta, Selasa.
Menko Mahfud percaya Agung akan dapat memberikan rekomendasi terkait dengan peran Ideologi Pancasila dalam perkembangan konstitusi dan sistem hukum di Indonesia.
Agung Makbul sendiri kini menempati posisi yang sebelumnya ditempati Irjen Pol Widiyanto Poesoko, yang juga Sekretaris Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar. Sebelum menjabat Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi, Agung bertugas sebagai Kepala Biro Penyusunan dan Penyuluhan Hukum Divisi Hukum Mabes Polri.
Terhadap Agung dan lainnya yang dilantik, Mahfud meminta pejabat yang baru dilantik dapat mengambil peran menyinergikan institusi penegak hukum, baik dari kejaksaan, kepolisian, maupun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bersama dengan Agung, ada Sugeng Purnomo dan Brigjen Pol Armed Wijaya Sugeng Purnomo dilantik sebagai Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia, sedangkan Brigjen Pol Armed Wijaya sebagai Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.
Tantangan Buat MUI
Sementara, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi pun mengamini, radikalisme menjadi ancaman serius. Dia mengatakan tantangan Majelis Ulama Indonesia yang memasuki usia ke-45 tidaklah ringan karena berhadapan dengan tantangan Revolusi Industri 4.0 yang penuh disrupsi informasi.
"Perkembangan teknologi informasi yang pesat dan dinamis mengubah rupa kehidupan secara radikal," kata Zainut kepada wartawan di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan, efek derasnya informasi dan pertukaran ruang yang cepat di dunia maya membuat manusia yang berinteraksi melalui media sosial lebih sering mengandalkan aspek yang bersifat emosional. Sisi buruk lainnya, adalah menguatkan paham identitas.
"Penguatan identitas dapat berpotensi menuju eksklusivisme. Jika hal ini dibiarkan tanpa penanganan yang tepat dan jika ekslusivisme tercampur dengan ideologi kebencian, dapat melahirkan penghalalan tindak kekerasan atas nama agama," katanya.
Ini juga tak lepas dari maraknya hoaks dan ujaran kebencian. Keduanya  berpotensi menimbulkan konflik horizontal internal umat beragama maupun antarumat beragama.
Karenanya, MUI  menekankan pentingnya mempraktikkan Islam moderat karena mampu menjawab tantangan zaman baik dalam skala lokal, nasional maupun global. (Rikando Somba)

Pesan Wapres Ma'ruf di Hari Anak Nasional: Jangan Putus Asa dan Saling Menjaga

July 23, 2020


Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin meminta anak-anak Indonesia tidak boleh putus asa di tengah pandemi Covid-19. Dia mengajak anak-anak agar tetap beraktivitas dan menjaga satu sama lain.
"Meskipun kurang nyaman, bukan berarti harus bersedih dan berputus asa. Justru inilah saatnya, anak-anak Indonesia, untuk saling menjaga satu sama lain agar tidak tertular Covid-19. Sehingga wabah ini dapat segera berakhir," kata Ma'ruf dalam tayangan video menyambut Hari Anak Nasional, Kamis (23/7).
Ma'ruf meminta anak-anak giat belajar dan tetap menjaga kesehatan diri ddengan rajin mencuci tangan, memakai masker saat harus keluar rumah, menghindari kerumunan, serta mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Kepada para orang tua, pendidik dan lembaga pemerhati anak, Ma'ruf berpesan agar terus membangun optimisme anak di tengah kondisi pandemi sekarang ini. Yaitu dengan tetap membimbing agar jadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa.
"Bimbinglah mereka agar tetap menjadi anak-anak Indonesia yang cerdas, sehat, dan gembira," ungkap Ma'ruf. [ray]

Peringatan HUT Ke-70 SatPol-PP dan HUT ke-58 Sat-Linmas Tahun 2020 Akan Dipusatkan di Mataram

February 27, 2020


Jakarta – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) setiap tahunnya menyelenggarakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat. Pada tanggal 3 Maret, Satpol PP menginjak usianya yang ke-70 tahun, sementara Linmas tepat berusia ke-58 tahun pada tanggal 19 April. Puncak kegiatan HUT akan dilaksanakan secara terpusat di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Dengan tema “Peningkatan Profesionalisme Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat Menuju Indonesia Maju.” Kenapa tema ini diambil? Karena tugas Pol PP saat ini sangat berat, menyambut Pilkada Serentak 2020, kita juga menyiapkan Linmas di setiap TPS untuk persiapan Pilkada,” kata Direktur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kemendagri Arief M. Edie di dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Ruang Command Centre Gedung B Lantai 2, Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Kamis (26/02/2020).

Satuan Polisi Pamong Praja sebagai aparat yang menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat harus bersikap proaktif mencermati gelagat dinamika di wilayahnya demi menjaga stabilitas dan keamanan jelang pesta demokrasi.

“Nanti Satpol PP akan membantu Bawaslu dalam menertibkan alat peraga kampanye, dan kami tempatkan juga minimal 2 orang Linmas di setiap TPS untuk menjamin kesuksesan Pilkada,” ujarnya.

Peringatan HUT Ke-70 SatPol-PP dan HUT ke-58 Sat-Linmas Tahun 2020 juga akan diisi dengan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas). Rakornas bertujuan untuk menyamakan persepsi dan pola operasi bagi Satpol PP di daerah melalui kerjasama sinergis dalam menunjang terciptanya situasi kondusif, baik sebelum, maupun sesudah Pilkada.

“Rakornas ini akan menyamakan persepsi dari Sabang sampai Merauke, untuk tetap menjalin hubungan dari Pemerintah Pusat sampai Kabupaten/Kota, menyamakan persepsi, gerak langkah, untuk Pol PP lebih maju lagi. Disampaikan juga Pol PP bukan dibentuk untuk bertempur dengan rakyatnya sendiri, tetapi penyeimbang yang nantinya akan menunjukkan representasi negara hadir di kehidupan masyarakat,” tegas Arief.

Pada pelaksanaan Rakornas, juga akan dirangkaikan dengan pemberian tanda penghargaan Karya Bhakti Peduli Satpol PP kepada Gubernur dan Bupati/Walikota yang berkomitmen dan peduli dalam peningkatan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja. Penghargaan Karya Bhakti Satpol PP yang diberikan kepada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi/Kabupaten/Kota yang mempunyai dedikasi dan integritas tinggi dalam peningkatan peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam upaya mendukung kelancaran pemerintah daerah.(LNG04)

Menyikapi Sidang PHPU Di MK, Ketua MUI NTB Himbau Masyarakat Untuk Tetap Jaga Kondusifitas

June 13, 2019
Infontbnow - Mataram, Memasuki proses siding PHPU (Perselisihan Hasil Pemilihan Umum) Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi di Jakarta, Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) NTB, Prof Syaiful Muslim mengajak seluruh masyarakat di Provinsi NTB untuk menjaga kondusifitas daerah dan tidak melakukan pengerahan massa untuk datang ke MK Jakarta.
Himbauan tersebut disampaikan oleh Ketua MUI NTB dalam rangka menyikapi situasi Nasional pasca pengumuman perolehan suara hasil Pemilu 2019. Secara umum situasi wilayah NTB saat ini dalam kondisi aman dan kondusif namun pihaknya terus mengingatkan masyarakat agar menjaga kondusifitas wilayah yang sudah aman ini.
“Sebagai Ketua MUI NTB, menghimbau kepada seluruh masyarakat NTB untuk bersama-bersama  menjaga kondusifitas keamanan daerah”, ungkapnya.
Dirinya juga meminta masyarakat agar tidak melakukan pengerahan massa untuk datang menyaksikan proses sidang di Mahkamah Konstitusi yang dimulai pada 14 Juni 2019.
“Selain itu juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pengerahan massa untuk datang ke Jakarta dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu ketertiban umum”, tambahnya.
Terkahir, Ketua MUI NTB juga meminta masyarakat untuk mempercayakan proses yang sedang berjalan kepada MK sehingga terjaga keamanan secara nasional.
“Mari kita dukung TNI dan Polri untuk menciptakan kedamaian di NKRI”, tutupnya. (www.sumbawabaratpost.com)

JADI (Jaringan Demokrasi) NTB: Kualitas dan Partisipasi Pemilu 2019 di NTB Meningkat

May 31, 2019

Infontbnow - Mataram, Jaringan Demokrasi Nusa Tenggara Barat (JADI NTB) menilai kualitas dan tingkat partisipasi pemilu di Nusa Tenggara Barat pada Pemilu 2019 kali ini meningkat dari tahun sebelumnya.

Hal ini disampaikan Diretur Jaringan Demokrasi Nusa Tenggara Barat Lalu Aksar Ansori saat Talk Show di Fave Hotel Mataram bersama jajaran KPU-Bawaslu dan para pemerhati demokrasi serta organisasi kemahasiswaan dan pemuda di Nusa Tenggara Barat, Jumat, (31/05/19).

Aksar menilai bahwa pada tahun 2014 yang lalu partisipasi pemilih tidak sesignifikan pada tahun 2019 kali ini. Terbukti dengan grafik partisipasi pemilih yang meningkat drastis mencapai 80 persen lebih.

Ini merupakan prestasi dari penyelenggara pemilu dan juga Bawaslu serta masyarakat Nusa Tenggara Barat yang telah menggunakan hak suaranya.

"Terbukti dengan sedikitnya juga angka gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), ini juga menjadi faktor suksesnya penyelenggaraan pemilu di NTB," kata Aksar.

Sudah sepantasnya tambah Aksar untuk diberikan apresiasi kepada para penyelenggara dan keamanan pemilu 2019 yang ada di Nusa Tenggara Barat. "Pada intinya, kita harus apresiasi kinerja dari KPU, Bawaslu, aparat keamanan TNI-POLRI yang telah sukses menjadikan pemilu tentram dan aman di NTB," ungkap Direktur JADI NTB.
 
Copyright © infontbnow. Designed by OddThemes