Showing posts with label berita NTB. Show all posts
Showing posts with label berita NTB. Show all posts

Pemuda Punya Kontribusi dan Peranan Penting Ciptakan Pemilu Damai 2024

June 15, 2024

 


Puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Mataram, mengikuti kegiatan diskusi publik dengan tema 'Partisipasi Pemuda Mewujudkan Pesta Demokrasi Damai dan Mencegah Politisisasi SARA di Pilkada NTB 2024', yang berlangsung di gedung Sangkareang Komplek Kantor Gubernur NTB, di Mataram, Rabu (22/5).

Diskusi ini digelar Forum Wartawan Pemprov NTB, dengan tujuan memberikan pemahaman kepada pemilih muda tentang pentingnya peran mereka, dalam menjaga kondusivitas daerah, sekaligus mengajak pemuda berperan aktif menyukseskan Pilkada di NTB, dilaksanakan serentak pada tanggal 27 November mendatang.

Ketua Forum Wartawan Pemprov NTB Marham mengatakan peran pemuda dalam menciptakan Pilkada damai di NTB sangat penting. Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, jumlah pemilih di NTB sebanyak 3,9 juta orang. Dari jumlah itu, sebesar 58 persen merupakan anak muda atau Milenial dan Generasi Z (Gen Z).

“Kami berharap kehadiran teman-teman pemuda dalam diskusi ini, mampu membantu penyelenggara menciptakan Pilkada damai dan mencegah politisasi SARA,” jelasnya.

Pelaksana Harian Asisten I Setda NTB Lalu Hamdi mengatakan pesta demokrasi lima tahunan ini harus berlangsung dengan riang gembira. Pelaksanaan Pilkada serentak 2024 adalah ajang memilih pemimpin sesuai harapan rakyat untuk mengawal pembangunan di NTB lima tahun ke depan.

“Pemuda harus memberikan kontribusi di dalam penyelenggaraan Pilkada ini. Setidaknya ikut berpartisipasi di dalam pemilihan pemimpin lima tahun ke depan,” jelasnya.

Kesuksesan Pilkada serentak 2024 bukan hanya menjadi tugas KPU dan Bawaslu. Tetapi menurutnya, menjadi tugas semua pihak termasuk media massa dan pemuda. Apalagi, pemilih yang didominasi Milenial dan Gen Z, juga memiliki kontribusi dalam mewujudkan Pilkada yang damai.

"Saya optimis, pelaksanaan pilkada 2024 akan sukses, berlangsung jujur dan adil serta langsung umum, bebas rahasia. Kita bisa memberikan kontribusi atas hal itu," kata Hamdi.

Komisioner KPU NTB Agus Hilman mengataka, peran pemuda mencegah politisasi SARA juga harus menjadi atensi, terutama melalui media sosial. “Kita belajar dari sejarah, peran pemuda dalam berbagai perubahan sistem demokrasi, sehingga untuk mencegah politisasi sara melalui sosial media bisa diterapkan,” jelas dia.

Ketua Bawaslu NTB Itratip mengatakan perhelatan pesta demokrasi lima tahunan tersebut, merupakan cara untuk memilih pemimpin terbaik yang akan menakhodai daerah.

Bawaslu NTB juga membutuhkan partisipasi pemilih pemula sebagai tongkat estafet pengawasan partisipatif di tengah-tengah masyarakat.  “Pemilih pemula diharapkan dapat mentransformasikan informasi yang didapat dari diskusi yang dilakukan dalam sosialisasi hari ini kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar,” jelasnya.

Ia berharap kepada para pemuda untuk terlibat aktif dalam setiap proses Pilkada di NTB, terutama terlibat aktif melakukan pengawasan melalui media sosial. Selain melakukan pengawasan di media sosial, Itratip berharap pemuda juga ikut membantu Bawaslu dalam memutus politik uang.

“Jadi generasi muda ini, jangan ikut terlibat dalam politik uang. Kita ingin merubah pola pikir yang seperti ini, memutus penggunaan politik uang,” tandasnya. (yun)

Laskar Sasak Memberikan Nasi Kotak Gratis Bagi Masyarakat yang Telah di Vaksinasi

August 04, 2021

 


Mataram, Laskar Sasak menggelar vaksinasi massal di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Warga yang habis disuntik mendapat bonus nasi kotak gratis. Kegiatan ini merupakan salah satu program Lombok Mercusuar yang berlangsung sejak awal pandemi 2020 lalu.

Sekjen Laskar Sasak, Lalu Wahyudi Zakaria mengatakan sebanyak 200 orang dari berbagai elemen mengikuti vaksinasi COVID-19. Pihaknya bekerjasama dengan rumah sakit Universitas Mataram (Unram). "Kami melibatkan masyarakat dan mahasiswa untuk ikut vaksin," kata Wahyudi, Rabu (4/8/2021).



Vaksinasi yang berlangsung di Baturinggit, Karang Pule, Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram ini dijaga kepolisian dan Satgas COVID-19 Kota Mataram.

Wahyudi menyatakan, penerapan PPKM Level 4 di Kota Mataram hingga 9 Agustus 2021 mendatang menjadi salah satu penyebab masyarakat mau divaksin. “Awalnya kami sudah mensosialisasikan vaksinasi tapi sempat kesulitan. Ini justru yang luar biasa sampai jumlahnya membeludak,” ujarnya.

Sebanyak 10 petugas kesehatan dari RS Unram dikerahkan untuk melayani masyarakat. Vaksinasi ini menggunakan vaksin Sinovac.

Panitia juga menyiapkan makan siang gratis untuk mereka yang sudah divaksin. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan pascavaksin.

Lurah Tanjung Karang, H Gunawan mengapresiasi gerakan vaksinasi yang menyasar warganya. Dia mengatakan tingkat kesadaran masyarakat untuk memperoleh vaksin sudah tinggi.

Hingga saat ini, hampir 70% warga Kelurahan Tanjung Karang sudah divaksin. Meski begitu, pihaknya berharap gerakan vaksinasi ini terus dilakukan.

Gunawan menjelaskan di wilayahnya terdapat 100 kasus positif COVID-19 sejak awal pandemi. Dari jumlah tersebut tercatat 92 orang diantaranya sembuh, 1 meninggal dunia. “Saat ini ada tujuh orang yang masih isolasi mandiri,” ujarnya.

Terkait itu, pihaknya terus berupaya maksimal mengimbau masyarakat untuk taat protokol kesehatan. Pihaknya bahkan menyediakan posko PPKM Level 4 di kantor Kelurahan. Posko itu berfungsi untuk menerima laporan masyarakat. Sekaligus upaya memantau dan mengkoordinasikan langsung dengan Puskesmas Sekarbela. (shf)

 


Pembagian 150 Nasi Kotak oleh Relawan Posko #GerakanBerbagiUntukWarga di Kab. Lombok Timur

August 02, 2021

 


Lombok Timur, NTB – Relawan posko #GerakanBerbagiUntukWarga NTB kembali melakukan kegiatan sosial dengan membagi 150 nasi kotak  kepada masyarakat di Kec. Suradadi, Kab. Lombok Timur, Senin (2/8).

H L Muh Faizan (Ketua DPD Laskar Sasak Lotim Wil. 3) yang mengkoordinir kegiatan tersebut juga memberikan sosialisasi himbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19 di Lombok Timur.

Bagi masyarakat NTB yang akan memberikan donasi dapat menghubungi Posko Relawan #GerakanBerbagiUntukWarga NTB.

Alamat Posko wilayah NTB : Jln. Sultan Kaharudin, Lingkungan Batu Ringgit Utara, Kel. Batu Ringgit, Kec. Sekarbela, Kota Mataram-NTB

E-mail Posko : laskar.sasak.covid@gmail.com

Hotline : 0853-3324-2815

Dukung Kemajuan UMKM, Perbankan Terlibat Program Karya Kreatif Indonesia–Eksotisme Lombok

March 05, 2021




Semua pihak turut terlibat dalam memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Termasuk perbankan.

Salah satunya BCA yang kembali mendukung penyelenggaraan program pemerintah bertajuk Karya Kreatif Indonesia – Eksotisme Lombok.

“Ini dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang kali ini difokuskan untuk UMKM unggulan Provinsi NTB,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam siaran pers yang diterima Inside Lombok, Jumat (5/3/2021).

Seremoni peluncuran Karya Kreatif Indonesia – Eksotisme Lombok dipusatkan di Pantai Mandalika. Turut hadir Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate.

Hadir pula Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan EVP Transaction Banking Business Development BCA I Ketut Alam Wangsawijaya.

Semuanya hadir secara virtual. Sementara itu Kepala BCA KCU Cakranegara-Mataram Indrawanto Sahama dan 50 pelaku UMKM unggulan NTB menghadiri secara langsung acara tersebut dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pada Rabu (3/3).

“BCA bangga dapat menjadi bagian dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia 2021,” jelasnya.

Hal ini sejalan dengan komitmen BCA dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya melalui sektor UMKM. Pihaknya berharap gerakan ini dapat mendorong masyarakat untuk makin mencintai, mengembangkan, dan meningkatkan nilai tambah produk lokal.

“Kita harus bangga dengan buatan Indonesia,” ujar Jahja.

Program yang diprakarsai Bank Indonesia kali ini mengangkat tema Karya Kreatif Indonesia – Eksotisme Lombok. BCA turut menyukseskan rangkaian kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

Dengan melakukan pelatihan dan pendampingan kepada 20 UMKM unggulan di wilayah NTB. Ini untuk bergabung di program Bangga Lokal, serta membantu program pemasaran melalui situs e-commerce dengan memberikan potongan harga. Tak ketinggalan, BCA pun memberikan sarana promosi bagi UKM di kantor cabang BCA di wilayah NTB.

Sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, BCA telah mengembangkan program Bangga Lokal di akhir tahun 2020. Program Bangga Lokal telah menghimpun lebih dari 200 merchant yang terdiri dari merchant kesehatan & kecantikan, fashion, makanan dan minuman serta hobi dan aktivitas.

“Program Bangga Lokal pun akan terus berlanjut di tahun 2021dengan membawa brand-brand lokal lainnya,” terangnya.

Secara kongkret, BCA melakukan pendampingan UKM dengan cara membantu mengkurasi produk-produk UKM. Sehingga dapat diangkat melalui program promosi dan komunikasi. Jadi dapat meningkatkan awareness dan penjualan.

Termasuk membantu proses persiapan UMKM untuk on-boarding dalam e-commerce. Maupun platform penjualan berbasis digital yang memudahkan konsumen mengakses produk UMKM. Sehingga membantu proses pengembangan Bisnis melalui fasilitas kredit bagi yang memenuhi syarat dan infrastruktur pembayaran elektronik (QRIS dan EDC).

BCA berharap rangkaian Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dapat memberikan dampak positif. Tidak hanya kepada BCA tapi bagi masyarakat Indonesia.

“Semoga program ini dapat mendorong kebangkitan produk lokal Indonesia,” kata dia.

Press Rilis Sangkep 6 Oktober 2020 - Festival Rinjani

October 03, 2020

  

Mataram, 4 Oktober 2020 - Membicarakan kawasan Rinjani sejatinya kita tengah membicarakan hal yang sangat kompleks. Rinjani menaungi berbagai macam hal penting di Pulau Lombok. Kebudayaan, Keberagaman, Keanekaragaman hayati dan hajat hidup orang banyak. Maka membicarakan Rinjani kita perlu menyediakan ruang dan waktu yang khusus bersama tokoh-tokoh masyakarat dan banyak elemen masyarakat di pulau Lombok agar tercipta sebuah kesepakatan dan keputusan yang tepat serta berkelanjutan. Maka Sangkep (Musyawarah) yang merupakan rangkaian dari Festival Rinjani adalah salah satu upaya yang tepat untuk itu. Sangkep (musyawarah), biasanya dilakukan oleh tokoh agama, tokoh adat, dan para tetua dengan tujuan untuk memformulasikan dari apa yang diwariskan scara turum menurun. Sangkep pada kegiatan ini dilakukan secara online (virtual) dan offline. Menyesuaikan keadaan yang sedang dilanda pandemi.

Sangkep Pertama di sebut Sangkep Multi Pihak berlangsung baik pada  tanggal 26 September 2020 di Bayan, Lombok Utara yang disiarkan langsung melalui Kanal Youtube Santiri Foundation dan Aplikasi Zoom Meeting. Sangkep ini ditujukan agar Piagam Palagan Hati dan Piagam Rinjani bisa lebih memasyarakat dan sekaligus agar ada rancangan konseptual dan programatik bagaimana kedua piagam tersebut dapat diimplementasikan secara kolaboratif, fungsional, dan sinergik sehingga Rinjani yang lestari dan berkemanfaatan secara adil bisa diwujudkan.

Sangkep Beleq yang bertema “Palagan Hati : Piagam Lintas Agama untuk Hutan Tropis” di hadiri oleh Pemangku Adat (Masyarakat Adat) Kabupaten Lombok Utara, 10 orang masyarakat adat dari Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan penyelenggara Festival Rinjani IV serta Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud Sjamsul Hadi, SH, MM yang mewakili Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang pada akhirnya melahirkan kesepakatan-kesepakatan yang akan kembali dimantapkan pada Sangkep Beleq Penutup. Dalam sangkep ini, hasil-hasil dan rumusan sangkep terarah disampaikan oleh masing masing perwakilan. Rumusan-rumusan tersebut selanjutnya akan dibahas dan dipertajam bersama sehingga menjadi rencana programatik garis besar. Formulasi konseptual (hasil Sangkep Beleq Pertama) dan programatik ini kemudian dirangkum menjadi satu kesatuan untuk direkomendasikan kepada para pengampu dan pemangku amanah di berbagai level dan sektor. Di dalamnya termasuk rekomendasi kelembagaan inklusif yang menaunginya dan kesepakatan untuk menindaklanjuti dengan menyusun dan memberlakukan Awiq awiq (Komunitas adat dan Lokal) yang diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (Peraturan Desa, Peraturan antar Desa Lingkar Rinjani, Peraturan Daerah Provinsi, dan/atau Peraturan Bersama antar Kepala Daerah di Lingkar Rinjani (Pulau Lombok), serta kesepakatan bersama antar Pemangku amanah Rinjani (MoU)

Hasil Sangkep akan diserahkan kepada para pengampu di level desa, kabupaten kota, propinsi, dan nasional pada saat puncak acara Festival Rinjani, untuk dijadikan landasan bersama secara kolaboratif maupun sendiri-sendiri.

            Sangkep Beleq Penutup dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2020 di Taman Narmada, Lombok yang dimana taman Narmada di bangun oleh Raja Anak Agung Ngurah Karangasem pada tahun 1727 masehi. Nama taman ini diambil dari sebuah sungai suci di india, yaitu sungai Narmanadi. Taman ini dimaksudkan sebagai miniatur Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak.

Kegiatan yang dihadiri dan diikuti oleh 60 peserta baik mengikuti secara online (virtual) dan offline dengan protap Covid-19 ini akan fokus berdiskusi tentang Palagan Hati. Peserta meliputi Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, Instansi swasta, Peguruan Tinggi, Masyarakat Adat, Tokoh Perempuan, Tokoh Agama, dan penyelenggara Festival Rinjani IV. 



Festival Rinjani - Sangkep Tokoh Adat Gumi Lombok

October 03, 2020

  

Mataram, 26 September 2020 - Sangkep tokoh adat merupakan satu dari empat sangkep yang akan dilakukan dalam rangkaian kegiatan Festival Rinjani. Tujuan dari sangkep yang pertama ini adalah untuk menggali bagaimana pandangan para tokoh adat terhadap Rinjani, bagaimana nilai adat mengelola dan merawat Rinjani.

Selama ini yang menjaga dan merawat rinjani adalah masyarakat adat, tetapi yang mengelola dan mengolahnya tidak hanya masyarakat adat sehingga Rinjani menjadi semakin rusak.

Bagi sebagian kelompok Rinjani tidak lebih dari sekedar obyek wisata yang dapat menghasilkan uang, bagi orang kota Rinjani munkgin sekedar tempat untuk mendaki dan rekreasi, anak muda yang diharapkan dapat meneruskan menjaga Rinjani malah menjauh tergerus oleh arus pariwisata dan budaya modern, sehingga kita hari ini kita lihat di atas Rinjani banyak ditemukan sampah, pohon - pohon ditebang, debit air banyak berkurang.


Tema kegiatan Festival Rinjani kali ini adalah "Mengeja Rinjani" karena kerusakan yang terjadi di Rinjani bisa jadi bukan hanya disebabkan oleh masyarakat modern yang tidak mengerti dan tidak peduli pada Rinjani melainkan masyarakat adat yang telah lupa bagaimana memaknai dan memperlakukan Rinjani.

Nilai - nilai yang tergali pada sangkep adat ini nantinya akan memaknai seluruh rangkaian kegiatan Festival Rinjani, menjadi sumber acuan nilai yang akan disampaikan kepada sangkep - sangkep berikutnya, dengan harapan agar para pengampu kebijakan / pemerintah dapat memahaminya dan menjadikannya salah satu landasan dalam membuat berbagai keputusan.


Beberapa point yang tergali dari masyarakat adat :

Bagi masyarakat adat Rinjani merupakan salah satu bentuk sumber kehidupan dan penghidupan, menjaganya adalah sebuah keniscayaan, karena itu masyarakat adat perlu membentuk pranata adat agar ritual - ritual untuk menjaga Rinjani kembali dapat dilakukan secara sempurna, nilai - nilai dan pengetahuan yang ada pada masyarakat adat ini juga perlu diajarkan kepada generasi muda untuk agar nilai dan pengetahuan tersebut lestari. Diantara nilai dan ritual adat untuk menjaga Rinjani adalah adanya sembek (yaitu pemberian tanda, yang biasanya di dahi, atas ijin untuk melakukan sesuatu), sebelum masuk hutan seseorang harus di-sembek, sebelum menebang pohon harus di-sembek, seorang bayi saat diberikan nama juga melalui sembek, dan banyak hal lainnya dilakukan dengan sembek, tetapi hari ini kita lihat sembek sudah kalah dengan stempel, masuk rinjani tebang kayu, bahkan pemberian nama cukup dengan hanya menggunakan stempel. Selain melalui ritual - ritual adat kerukunan dalam bermasyarakat juga perlu dijaga, karena kerusakan Rinjani merupakan akibat / korban dari adanya berbagai kepentingan. Ada yang memutus mata rantai kita sehingga sepertinya Rinjani hanya milik orang Bayan saja, mata rantai yang terputus itu adalah pewarisannya, bagaimana anak cucu kita merasa memiliki Rinjani ini. Bencana yang baru saja terjadi merupakan teguran dari Tuhan sehingga pranata adat harus segera melakuan ritual.


Rinjani merupakan sebuah simbol yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa di pulau Lombok. Sebagaimana simbol di tempat lain digunakan untuk menerima petunjuk, maka di Rinjani juga digunakan untuk sebagai tempat untuk mencari petunjuk, jauh sebelum islam datang ke tanah sasak, masyarakat sasak sudah tampak islami. Lahir, hidup, dan mati merupakan daur hidup semua makhluk, daur hidup ini dibahas oleh para orang tua kita sejak dahulu.

Rinjani merupakan giri suci atau kemalik lombok, kemalik artinya tidak boleh melakukan suatu larangan / hal yang dilarang. Kami dulu naik Rinjani hanya untuk bertapa, berobat, dan membersihkan gegamang-nya (gegamang = senjata), dan ini telah terjadi sejak rin (rin = sejak dahulu kala). Oleh karenanya perlu ditegakkan kembali awig - awig adat, barang siapa yang melanggar awig - awig harus diberikan sanksi, siap saja yang melanggar kemalik / tidak menghormati kemalik harus mendapat sanksi. Namun hari ini awig - awig masyarakat adat tidak bisa ditegakkan karena tergilas oleh undang - undang investasi, jadi perlu dilakukan pendekatan secara politik dalam rangka melakukan penolakan undang - undang investasi tersebut.

Rinjani merupakan sumber inspirasi, sumber penghidupan, dan pranata sosial. Tetapi hari ini kita lihat tidak seorangpun mengerti Rinjani, kita lihat semua bupati yang berbicara tentang Rinjani pasti jatuh, perjuangan terhadap Rinjani hanya sebatas wacana dan sifatnya masih parsial, tidak ada yang benar - benar berjuang secara total, masih kalah saat dihadapkan dengan uang. Selain itu perjuangan atas Rinjani juga tidak stagnan, apa yang kita bicarakan hari ini sudah sering kita lakukan, temanya masih sama sejak perekat umbara digagas tahun 1998 yang isinya tentang kekecewaan kita tentang keadaan Rinjani

)* Penulis adalah Supporter dari event Festival Rinjani Lombok

 
Copyright © infontbnow. Designed by OddThemes